Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Ungkap Situs Pemerintah Sering Kena Serangan "Hacker", Data Penting Rawan Dicuri

Kompas.com - 11/07/2022, 17:31 WIB
Aprillia Ika

Editor

BADUNG, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan jika situs web pemerintah sering diserang oleh para peretas atau hacker yang berniat mencuri data penting pemerintahan. 

Untuk itu, Sri Mulyani menekankan pentingnya keamanan siber (cyber security) di era serba digital seperti saat ini.

Sri Mulyani mengatakan, beberapa kali website pemerintah terkena serangan siber dari para peretas atau hacker. Hal ini dapat menyebabkan data-data penting milik pemerintah dicuri.

"Kita juga harus memperhatikan keamanan. Beberapa kali beberapa site juga terkena serangan hacker. Itu ke berbagai site pemerintah itu sangat sering. Cyber security jadi sangat penting," ujar Sri Mulyani saat acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) di Bali, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Website Pemerintah Sering Diretas Hacker, Menkeu: Cyber Security Sangat Penting!

Peretas palsukan dokumen pemerintah

Ditambah saat ini pemerintah telah menerapkan tanda tangan digital (digital signature) sehingga akan lebih mudah bagi peretas untuk memalsukan dokumen pemerintah.

Oleh karenanya, meskipun saat ini semua serba digital namun keamanan tetap harus dijaga karena modus kejahatan juga semakin beragam mengikuti perkembangan zaman.

"Apalagi kita sudah menerapkan digital signature. Jadi kalau bapak ibu lihat pemerintah sudah jarang membawa dokumen. Kita semua secara elektronik tapi keamanan harus dijaga," jelasnya.

Baca juga: Banyak Hacker, Bagaimana Nasib Data Nasabah di Ditjen Pajak Nanti?

Bangun koneksi internet

Pemerintah juga terus membangun infrastruktur digital agar merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun pembangunan infrastruktur ini tidak hanya berfokus di Indonesia bagian timur saja.

Dia menyebutkan, terdapat 84.000 desa atau kelurahan, 250 sekolah, dan 10.000 puskesmas yang belum semuanya terkoneksi internet.

"Kita selalu sampaikan Indonesia tidak hanya daerah timur. Tapi banyak daerah masih tertinggal," tuturnya.

(Penulis: Isna Rifka Sri Rahayu)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com