Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji 12 Kg Naik, Pelaku UMKM Beralih ke Tabung 3 Kg Diprediksi Meningkat

Kompas.com - 13/07/2022, 15:15 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunakan elpiji subsidi atau elpiji 3 kg diproyeksi bertambah. Ini seiring dengan kembali dinaikannya harga elpiji nonsubsidi di tingkat agen.

Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero mengatakan, peralihan konsumsi elpiji nonsubsidi menuju elpiji "tabung melon" menjadi tidak terhindarkan bagi sebagian pelaku UMKM. Langkah itu dilakukan untuk menyiasati kenaikan biaya produksi pelaku usaha.

"Otomatis (terjadi peralihan konsumsi). Kalau misal ada yang lebih murah, kenapa harus menggunakan non subsidi," ujar dia, kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Harga Elpiji 12 Kg di Merauke Tembus Rp 341.000, Pedagang Mengeluh

Apabila pelaku UMKM memutuskan untuk bertahan menggunakan elpiji 5,5 kg atau elpiji 12 kg, maka mereka akan menaikkan harga jual produknya. Sebab, elpiji sebagai bahan bakar merupakan salah satu komponen biaya produksi pelaku UMKM.

"Artinya, kalau parameter produksinya naik, otomatis harga jual harus naik," kata dia.

Baca juga: Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, UMKM: Otomatis Harga Jual Produk Harus Naik

Lebih lanjut Eddy mengakui, pelaku UMKM bisa saja menyiasati kenaikan harga elpiji dan mempertahankan harga jual produk, dengan cara menurunkan kualitas produk. Namun, Ia bilang, asosiasi selalu mendorong pelaku UMKM untuk tidak melakukan hal tersebut.

"Kalau mau mempertahankan harga produk, kualitas jadi turun. Tapi kalau dari kami, jangan pernah menurunkan kualitas akhir produk," tutur dia.

Baca juga: Pertamina Yakin Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Tidak Picu Migrasi ke Ukuran 3 Kg

 

Pertamina minta masyarakat tidak beralih ke elpiji 3 kg

Sebagaimana diketahui, PT Pertamina Patra Niaga telah resmi melakukan penyesuaian harga elpiji, di mana kenaikan harga terjadi pada jenis elpiji Bright Gas 5,5 kg dan elpiji 12 kg.

Terkait dengan kenaikan tersebut, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan migrasi ke elpiji subsidi.

"Kita tetap mengimbau agar pengguna elpiji nonsubsidi tidak berpindah ke Elpiji subsidi,” kata Irto kepada Kompas.com, Senin (11/7/2022).

Melihat cukup rentannya masyarakat beralih ke elpiji ukuran 3 kg, Irto mengatakan, ada wacana untuk meregulasi aturan pembelian gas dengan aplikasi MyPertamina. Saat ini pihaknya tengah dalam pengembangan sistem untuk aplikasi MyPertamina.

“Masih pengembangan sistem ya. Tentunya ini perlu dikoordinasikan juga dengan stakeholder terkait,” tegas Irto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com