Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalankan Proyek Transisi Energi, PLN Butuh Dana Rp 7.500 Triliun

Kompas.com - 14/07/2022, 16:15 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT PLN (Persero) membutuhkan dana 500 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 7.500 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS), untuk menjalankan proyek transisi energi nasional.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN membutuhkan dukungan investasi hingga 500 miliar dollar AS, melalui pembiayaan berbunga rendah, kerangka kebijakan, dan kolaborasi proyek. Darmawan bilang investasi tersebut akan digunakan untuk proyek transisi energi guna mencapai target Carbon Neutral pada 2060.

"PLN membutuhkan investasi hingga 500 miliar dollar AS untuk bisa menjalankan proyek transisi energi. Transmisi energi ini akan bedampak langsung pada dunia, misalkan emisi karbon yang dihasilkan di Bali saja juga akan berdampak pada Eropa dan Jepang, dan kami butuh dukungan,” kata Darmawan dalam siaran pers, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Ancaman Stagflasi Semakin Nyata, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan Indonesia mempunyai PLN sebagai pemain utama dalam menjalankan transisi energi.

Berbagai upaya penurunan emisi karbon dilakukan oleh PLN, mulai dari penurunan emisi dari sektor pembangkit listrik, hingga mendorong masyarakat terlibat aktif dalam penggunaan energi berbasis listrik dalam kehidupan sehari hari. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menekan ketergantungan pada energi berbasis fosil.

"PLN merupakan salah satu pemain kunci dalam transisi energi. PLN perlu dukungan kolaborasi semua pihak agar program transisi energi yang dicanangkan bisa berjalan dengan baik," ujar Luky.

Luky menjelaskan Pemerintah Indonesia sangat terbuka atas skema kerja sama energi bersih untuk mencapai target pengurangan emisi global. Indonesia mendorong adanya skema Blended Finance yang mampu menjadi win-win solution dari sisi investasi.

Blended Finance jadi salah satu cara untuk solusi pendanaan transisi energi. Saya yakin semua negara ingin mencapai cita-cita ini. Maka perlu kerja sama untuk bisa mencapai hal tersebut,” ujar Luky.

Baca juga: KKP Boyong 67 UMKM ke Acara Puncak Gernas BBI di Kalimantan Selatan

Blended finance bertujuan untuk menemukan skema pembiayaan yang optimal dengan mengkombinasikan beberapa sumber pendanaan atau pembiayaan dalam satu proyek seperti dari anggaran pemerintah, pihak swasta dan donor.

Asian Development Bank (ADB) mengajak semua pihak untuk bisa membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi karbon ini. ADB yang selama ini sudah bekerja sama dengan Indonesia dalam proyek energi bersih mengaku tak lagi ragu atas komitmen Indonesia.

"Kami sudah sejak lama membantu Indonesia dalam proyek energi bersih. Kami tentu saja akan selalu mendukung Indonesia. Kami mengajak semua pihak mempunyai semangat yang sama untuk menjawab kebutuhan Indonesia," ujar Vice President for East Asia, Asian Development Bank, Ahmed Saeed.

Komitmen ADB terwujud dalam pembiayaan proyek kelistrikan PLN sebesar 600 juta dollar AS yang sudah disepakati pada Mei 2022 lalu. Pembiayaan dari ADB ini dimanfaatkan oleh PLN untuk memperkuat jaringan transmisi di Indonesia dan juga pembangunan pembangkit berbasis EBT.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Perang Rusia-Ukraina Jadi Sumber Krisis Energi dan Pangan Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com