BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan MITSUBISHI ELECTRIC INDONESIA

Perawatan Prediktif, Solusi Zero Downtime Mesin pada Industri Manufaktur

Kompas.com - 28/07/2022, 09:02 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam meningkatkan produktivitas guna memenuhi permintaan pasar yang meroket, industri manufaktur berupaya mencegah downtime pada mesin (zero downtime).

Selama masa downtime, industri manufaktur berpotensi kehilangan profit. Pasalnya, produksi pabrik ikut terhenti secara otomatis akibat mesin berhenti bekerja.

Sebagai contoh, downtime bisa saja diawali dari kemungkinan kerusakan pada sebuah gear. Bulatan logam pipih ini berpotensi mengalami kerusakan ketika bekerja secara terus-menerus. Hal ini pun berakibat pada penurunan kinerja mesin.

Namun, kemungkinan kerusakan gear kerap tidak disadari hingga akhirnya menyebabkan downtime pada mesin.

Kondisi itu sebetulnya bisa dihindari jika pengelola pabrik dapat mendeteksi kerusakan mesin lebih dini melalui perawatan prediktif (predictive maintenance).

Semakin cepat kerusakan pada mesin terdeteksi, maka pabrik memiliki waktu yang lebih panjang untuk merencanakan perawatan mesin atau memesan suku cadang (spare part) yang berpotensi rusak.

Untuk diketahui, dalam melakukan perawatan prediktif, pengelola pabrik perlu mengumpulkan sejumlah data terlebih dahulu. Data-data ini mencakup data manufaktur, proses mesin, lingkungan, dan monitoring kondisi.

(Baca juga: Jadi Sektor dengan Konsumsi Energi Tertinggi, Begini Cara Industri Manufaktur Lakukan Efisiensi)

Lewat pengumpulan data pada kasus kerusakan gear, misalnya, pengelola pabrik dapat mengetahui, menganalisis, dan memprediksi kerusakan, bahkan sebelum hal itu terjadi.

Dengan kata lain, perawatan prediktif dapat membantu pengelola pabrik mencoba melihat hal yang tidak terlihat (trying to see the unseen).

Guna mendukung hal itu, Mitsubishi Electric menghadirkan sejumlah produk factory automation yang dapat digunakan untuk mencapai zero downtime. Salah satunya adalah paket aplikasi software iQ Monozukuri Rotary Machine Vibration Diagnosis.

Software tersebut dapat membantu industri manufaktur untuk memvisualisasikan kondisi mesin dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mendiagnosis data getaran abnormal pada mesin secara mudah. Dengan visualisasi ini, downtime pada mesin pun dapat dihindari.

Selain itu, Mitsubishi Electric juga memiliki produk factory automation yang memiliki fungsi “self-diagnosis”, misalnya MELSERVO-J5, Inverter E800, dan Robot Industri MELFA Smart Plus.

Sebagai informasi, kehadiran fungsi “self-diagnosis” pada produk tersebut dapat mendeteksi dini perubahan getaran, gesekan pada komponen, dan kerusakan (error) yang akan terjadi.

(Baca juga: Penerapan Digital Manufacturing Jadi Kunci Penting Perusahaan untuk Bersaing di Era Industri 4.0)

Dengan demikian, pabrik dapat menyiapkan suku cadang sebelum komponen tertentu mengalami kerusakan.

Tak hanya sebagai alarm deteksi dini, fungsi “self-diagnosis” juga dapat mendukung kestabilan sistem operasi pada perangkat.

Pada akhirnya, perawatan prediktif dengan beragam produk factory automation dari Mitsubishi Electric bisa mendukung pabrik untuk mencapai zero downtime demi mencapai profit yang maksimal.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk Factory Automation, kunjungi situs resmi Mitsubishi Electric Indonesia


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com