BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan MITSUBISHI ELECTRIC INDONESIA

Upaya Mengontrol Penggunaan Energi pada Pabrik Manufaktur untuk Efisiensi Produksi

Kompas.com - 11/01/2022, 08:03 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Digitalisasi industri dan pemanfaatan energi ramah lingkungan menjadi salah satu solusi untuk membangun industri yang lebih berkelanjutan di masa depan. Selain itu, penggunaan energi bersih juga berkontribusi dalam mengurangi dampak terhadap perubahan iklim.

Dalam konteks yang lebih mikro, digitalisasi industri dapat membantu perusahaan mengontrol penggunaan energi pada pabrik manufaktur guna efisiensi produksi.

Bila ditilik secara linear, konsumsi energi memang berkaitan erat dengan produktivitas dalam sebuah pabrik. Semakin banyak produktivitas yang ingin dicapai, semakin meningkat pula konsumsi energinya.

Namun, persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, banyak variabel yang bisa dievaluasi kembali terkait penggunaan energi. Salah satunya, variabel energi per unit (EPU).

Untuk diketahui, EPU merupakan jumlah energi yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu produk. EPU memiliki dua atribut yang kuat. Pertama, EPU memungkinkan hubungan langsung dari biaya energi dengan aktivitas manufaktur.

Bagi sebagian besar industri, hal tersebut mungkin tidak terdengar begitu penting. Namun, EPU menjadi vital ketika pendistribusian suatu produk pada pabrik manufaktur terhenti.

Kondisi ini meningkatkan EPU secara signifikan karena energi terus dikonsumsi. Padahal, produk tidak lagi diproduksi.

Kedua, EPU memiliki atribut untuk memudahkan pembagian kinerja produksi antarsektor. Hal inilah yang mendorong suatu pabrik agar selalu efisien sekaligus menjaga produktivitas.

Perusahaan yang bergerak di bidang automasi pabrik (factory automation) terkemuka asal Jepang, Mitsubishi Electric, menggunakan konsep EPU dan memanfaatkan konsep tersebut untuk mendorong penghematan energi pada aktivitas produksi di dalam pabrik.

Biasanya, beberapa pabrik manufaktur memiliki gagasan yang sangat jelas tentang biaya material, biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, logistik, serta depresiasi terkait proses manufaktur mereka. Namun, mereka jarang mengetahui jumlah konsumsi energi utama secara detail.

Mitsubishi Electric pun menerapkan konsep e-F@ctory yang dapat menghubungkan semua perangkat di dalam pabrik dan mengukur penggunaan energi.

Mitsubishi Electric menggunakan konsep EPU dan memanfaatkan konsep tersebut untuk mendorong penghematan energi pada aktivitas produksi di dalam pabrik. DOK. MITSUBISHI ELECTRIC Mitsubishi Electric menggunakan konsep EPU dan memanfaatkan konsep tersebut untuk mendorong penghematan energi pada aktivitas produksi di dalam pabrik.

 

Menyelesaikan beberapa kasus

Konsep e-F@ctory yang digaungkan Mitsubishi Electric pun bisa membantu industri manufaktur dan menjadi solusi dalam beberapa kasus yang kerap terjadi di pabrik.

Pada kasus lini pemutus sirkuit (circuit breaker) saat terjadi bencana alam, misalnya. Kasus ini pernah terjadi dan cukup menggemparkan di Jepang. Tepatnya, saat terjadi gempa berkekuatan 9,0 magnitudo di Fukushima pada 2011.

Semua pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut ditutup. Hal ini menyebabkan biaya energi menjadi lebih mahal.

Pada kasus seperti itu, industri manufaktur perlu memvisualkan konsumsi energi. Artinya, data energi perlu dikumpulkan dari setiap bagian proses. Dengan data yang akurat, maka penggunaan energi akan tepat sasaran dalam semua lini produksi.

Baca juga: Dari Tantangan hingga Solusi, Begini Cara Adaptasi Industri Manufaktur di Era New Normal

Selanjutnya, kasus yang ada pada lini papan sirkuit (circuit board). Pada kasus ini, staf produksi menjadi bagian yang paling banyak mendapatkan tantangan terkait penghentian lini produksi (micro-stop). Kondisi ini membuat staf produksi kesulitan memahami seberapa banyak penggunaan energi yang dibutuhkan di lini produksi.

Sama seperti kasus lini pemutus sirkuit, langkah mengatasi masalah lini papan sirkuit adalah mengumpulkan data penggunaan energi. Tak hanya itu, informasi tambahan, seperti jadwal produksi, data peralatan, data kualitas, dan data kesalahan proses juga perlu dikumpulkan secara real-time.

Teknologi edge computing bisa menjadi elemen penting untuk mendapatkan berbagai data tersebut. Memang, pada tahap awal, staf produksi akan dibanjiri data, grafik, dan analisis sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat melihat kondisi yang sebenarnya terjadi.

Namun, setelah penerapan konsep EPU, mereka dapat mulai menentukan dengan tepat kapan produksi turun dan energi memuncak. Tim produksi pun bisa menghemat energi sebanyak 30 persen setelah penerapan konsep EPU pada kasus lini papan sirkuit.

EPU menjadi vital ketika pendistribusian suatu produk pada pabrik manufaktur terhenti. DOK. MITSUBISHI ELECTRIC EPU menjadi vital ketika pendistribusian suatu produk pada pabrik manufaktur terhenti.

Pemeliharaan prediktif berbasis energi

Ketika mesin pada salah satu lini produksi mengalami kegagalan, maka mesin tidak lagi produktif, tetapi masih menggunakan sumber daya.

Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami terlebih dahulu kapan sebuah mesin kemungkinan besar akan gagal sehingga konsumsi energi bisa dialihkan ke lini yang lain.

Contoh sederhana adalah ketika bantalan motor pada mesin kering atau rusak. Gesekan pada mesin akan lebih sering terjadi sehingga mengonsumsi lebih banyak energi.

Oleh sebab itu, penting bagi industri manufaktur untuk mendapatkan data real-time terkait masa dan beban kerja mesin sehingga bisa melakukan pemeliharaan prediktif pada mesin yang membutuhkan perawatan.

Meski demikian, tidak semua staf di lini industri merupakan ahli energi. Inilah yang menjadi dasar akan pentingnya mitra yang dapat membantu perusahaan mengelola energi, seperti yang dilakukan oleh Mitsubishi Electric.

Perusahaan ternama asal Jepang tersebut memiliki pengetahuan dan teknologi komponen cerdas, template siap pakai, dan beberapa paket solusi.

Salah satunya adalah solusi e-F@ctory yang merupakan konsep terintegrasi Mitsubishi Electric untuk membangun sistem manufaktur yang andal dan fleksibel.

Mitsubishi Electric juga menghadirkan e-F@ctory Alliance dan bekerja sama dengan asosiasi jaringan terbuka, seperti The CC-Link Partners Association (CLPA) untuk memberikan solusi komprehensif kepada pengguna.

Secara garis besar, e-F@ctory dan e-F@ctory Alliance memungkinkan mitra menjadi manufaktur terintegrasi.

Mitsubishi Electric pun memiliki produk untuk mendukung penghematan energi pada pabrik.
Selain itu, upaya besar untuk berbagi pengalaman melalui diskusi dan kunjungan pencarian fakta secara rutin juga menjadi fokus Mitsubishi Electric membantu para mitra industri manufaktur.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai penghematan energi di bidang manufaktur, simak video dari Mitsubishi Electric berikut.


Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com