Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Stagflasi, Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga

Kompas.com - 02/08/2022, 09:05 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, KSSK mewaspadai risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap perekonomian Indonesia.

Dia mengatakan, beberapa lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.

Seperti Bank Dunia (World Bank) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen. Lalu Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,1 persen menjadi 2 persen.

"Pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, serta meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global menjadi perhatian dari KSSK," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat KSSK secara virtual di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Baca juga: BI Sebut Pandemi hingga Gangguan Rantai Pasok Sebabkan Stagflasi Global

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disebabkan oleh beberapa faktor.

Di antaranya karena tekanan inflasi yang semakin meningkat sejalan dengan kenaikan harga komoditas global akibat terjadinya gangguan rantai pasok, yang bahkan diperparah dengan berlanjutnya perang di Ukraina.

“Kebijakan-kebijakan proteksionisme terutama di bidang pangan juga semakin meluas,” ucap dia.

Lonjakan inflasi telah membuat bank sentral berbagai negara merespons tingginya inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif.

Seperti Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 4 kali di tahun ini, dengan total kenaikan 2,25 persen.

Menurut Sri Mulyani, langkah pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga yang agresif, kini telah menyebabkan perlambatan ekonomi di berbagai negara, termasuk AS.

"Ini juga yang meningkatkan terjadinya fenomena stagflasi, yaitu inflasi tinggi yang dikombinasikan dengan kondisi perekonomian yang melemah," jelas dia.

Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 di berbagai negara termasuk AS, Jepang, China, India, dan kawasan Eropa, juga diperkirakan akan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Perkiraan itu disertai pula dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di AS dan Eropa.

Baca juga: Sri Mulyani: Dunia Sedang Tak Baik-baik Saja, Inflasi di Berbagai Negara Melonjak Tinggi

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, ketidakpastian pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan kebijakan moneter, telah mengakibatkan aliran keluar modal asing (capital outflow) khususnya investasi portofolio dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Meski demikian, ia meyakini, stabilitas sistem keuangan Indonesia masih dalam kondisi yang terjaga meski di tengah tekanan global.

KSSK pun optimistis perbaikan perekonomian nasional pada kuartal II-2022 masih akan terus berlanjut didukung peningkatan konsumsi dan investasi serta kinerja ekspor.

"Stabilitas sistem keuangan berada dalam kondisi yang masih terjaga di tengah tekanan perekonomian global yang meningkat," tutup Sri Mulyani.

Baca juga: Stagflasi: Apa Itu Stagflasi, Penyebab, dan Contohnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Jadwal MRT dan LRT Jakarta Saat Malam Tahun Baru 2024

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

TikTok Shop Buka Lagi, Mendag: Toko Harus di Luar Aplikasi TikTok

Whats New
Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Pergerakan Masyarakat di Jabodetabek Selama Nataru Diprediksi Hampir 15 Juta Orang

Whats New
Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Badan Supervisi Mau Dibawa Kemana?

Whats New
Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Ingat, Diskon Tiket Kereta Promo 12.12 Bisa Dibeli Mulai Besok

Whats New
Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kata Menhub soal Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Ganjar Sebut IKN Tak Harus Andalkan Investor, Pengamat: Kalau Saling Menunggu, Ya Tidak Jadi Dibangun...

Whats New
Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Di Hadapan Pengusaha, Anies Baswedan: BUMN Tidak Boleh Mematikan Swasta...

Whats New
Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Dipicu Diskon, Penjualan Eceran Meningkat hingga November 2023

Whats New
TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

TikTok Shop “Come Back”, Pelanggan Sudah Bisa Belanja 12.12

Whats New
Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Saham GOTO Malah Anjlok Setelah TikTok Resmi Masuk Tokopedia, Ini Sebabnya Kata Analis

Whats New
Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Per November 2023, Pemerintah Kantongi Rp 16,24 Triliun dari Pajak Digital

Whats New
TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan 'Seller' untuk Kembali Berjualan

TikTok Shop Buka Lagi, Manajemen Surati Mantan "Seller" untuk Kembali Berjualan

Whats New
Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Wujudkan Indonesia Maju 2045, PT PII Dukung Pembangunan Infrastruktur Indonesia melalui Skema Creative Financing

Whats New
TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

TikTok-GoTo Resmi Berkongsi, Menkop: Jangan Jual Barang Impor Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com