Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Ekspor IKM Fasilitas KITE Capai Rp 488,34 Miliar hingga Juli 2022

Kompas.com - 11/08/2022, 06:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) mengungkapkan, sebanyak 120 industri kecil dan menengah (IKM) telah memanfaatkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) hingga 31 Juli 2022.

Nilai ekspor 120 IKM dengan fasilitas KITE itu tercatat mencapai 32,88 juta dollar AS atau setara Rp 488,35 miliar (asumsi kurs Rp 14.850). Realisasi itu naik 68,22 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 19,54 juta dollar AS.

Direktur Fasilitas Kepabeanan DJBC Kemenkeu Untung Basuki mengatakan, pemerintah fasilitas KITE pada IKM dilakukan karena pemerintah tidak hanya mendukung perusahaan berskala besar, tapi juga mendorong pengembangan industri kecil dan menengah.

Baca juga: Kinerja Ekspor RI Dinilai Bisa Raup Untung dari Gejolak Situasi Global

"KITE IKM ini kami berikan karena kami tidak hanya berpihak ke perusahaan besar tapi juga mendorong IKM,” ujarnya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/8/2022).

KITE IKM adalah insentif fiskal yang diberikan pemerintah berupa pembebasan bea masuk serta bebas pungutan PPN dan PPnBM kepada barang impor (bahan baku) yang akan diolah dan diekspor.

Ia menuturkan, 120 IKM penerima manfaat KITE itu meliputi 21 industri kecil, 98 industri menengah, dan 1 konsorsium KITE IKM yaitu badan usaha yang dibentuk oleh gabungan IKM atau IKM yang ditunjuk oleh beberapa IKM dalam satu sentra.

Konsorsiumitu dapat pula berupa koperasi yang melakukan kegiatan impor dan/atau pemasukan barang milik IKM anggota konsorsium KITE maupun ekspor dan/atau penyerahan produksi IKM.

Berdasarkan sektor usahanya, 120 IKM itu terdiri atas industri dengan produsen furnitur, 27 industri produsen barang kerajinan, serta 19 industri produsen tekstil, pakaian jadi, dan aksesoris.

Baca juga: Hubungan China dan Taiwan Memanas, RI Dinilai Bisa Lakukan Penetrasi Ekspor

Selain itu, mencakup 13 industri produsen rambut palsu dan bulu mata palsu, 7 industri olahan makanan dan minuman, serta 18 industri produsen barang lainnya.

Sedangkan menurut sebarannya, 2 IKM KITE berada di Sumatera Utara, 1 di Kalimantan Barat, 1 di Jakarta, 4 di Banten, 19 di Jawa Barat, 16 di Yogyakarta, 2 di Jawa Timur, 56 di Jawa Tengah, 17 di Bali, dan 1 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jawa Barat Yusmariza menambahkan, dalam upaya meningkatkan ekspor IKM di Jawa Barat, pihaknya membuat inovasi rumah solusi ekspor-impor yang sudah berjalan sejak 2019.

Ia menjelaskan, rumah solusi itu dibentuk sebagai wuju sinergi dan saling membantu dalam penyelenggaraan kegiatan bidang pelayanan publik guna mendorong peningkatan investasi dan ekspor di Jawa Barat.

Rumah solusi ekspor-impor akan mencakup sektor pemerintahan dan asosiasi pelaku usaha terkait penerbitan perizinan atau rekomendasi.

"Kami ingin ada satu rumah solusi yang dampaknya bagi IKM yakni simplifikasi layanan, kemudahan, serta hemat waktu dan biaya," tutup dia.

Baca juga: Dampak Resesi AS, Sri Mulyani Khawatirkan Ekspor RI Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Whats New
Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com