Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Inflasi Imbas Ketidakpastian Global

Kompas.com - 11/08/2022, 19:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan di tengah pertumbuhan ekonomi yang positif, lonjakan inflasi menjadi hal yang perlu diwaspadai. Hal ini mengingat masih terjadinya ketidakpastian global.

Adapun inflasi Indonesia tercatat mencapai 4,94 persen (year on year/yoy) pada Juli 2022, yang sekaligus menjadi tertinggi sejak Oktober 2015.

Ia mengatakan inflasi harga pangan (volatile food) dan harga yang diatur pemerintah (administered price), menjadi komponen yang paling perlu diwaspadai. Inflasi volatile food tercatat 11,5 persen (yoy) dan administered price 6,51 persen (yoy) per Juli 2022.

Baca juga: Cegah APBN Jebol, Sri Mulyani Wanti-wanti ke Pertamina

"Yang perlu kita waspadai dari Indonesia adalah inflasi. Inflasi ini yang terutama yang didorong oleh harga pangan karena sudah mencapai 11,5 persen, dan inflasi dari harga yang diatur," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (11/8/2022).

Sri Mulyani menjelaskan, inflasi pada komponen administered price perlu diwaspadai karena tidak semua sektor bisa ditahan kenaikannya. Ia bilang, dari sisi energi yang mencakup bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar, Elpiji, hingga listrik tetap disubsidi pemerintah untuk menahan kenaikan harga.

Meski demikian, tak semua bahan bakar bisa ditahan kenaikannya seiring terjadinya lonjakan harga komoditas energi di pasar global. Seperti pada sektor transportasi, contohnya kenaikan harga avtur berimbas pada kenaikan harga tiket pesawat.

"Tidak semuanya bisa ditahan, seperti pada beberapa harga energi dan juga transportasi, contohnya tiket pesawat yang mengalami kenaikan, sehingga ini terlihat dari inflasi pada sisi administered price di 6,5 persen," jelas dia.

Baca juga: Inflasi Pangan Tembus 10 Persen, Gubernur BI: Harusnya Tidak Boleh Lebih dari 5-6 Persen


Pemerintah telah menambahkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi sebesar Rp 502,4 triliun di tahun ini, atau naik Rp 349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp 152,1 triliun. Ini menjadi upaya untuk menahan kenaikan harga energi di masyarakat.

"Jadi dalam beberapa barang yang diatur pemerintah, tidak semuanya bisa kami tahan, meskipun telah menaikkan subsidi energi sampai Rp 502 triliun," kata Sri Mulyani.

Ia pun menekankan, laju inflasi tersebut menjadi perhatian pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk bisa dijaga baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter.

"Dari sisi fiskal, kami menahan inflasi administered price, melalui kebijakan subsidi, serta pada makanan dilakukan langkah-langkah dari pemerintah untuk mengamankan sektor pangan," pungkasnya.

Baca juga: Inflasi Juli Tertinggi sejak 2015, BI Sebut Inflasi Inti Tetap Terjaga Rendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com