Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampaknya jika Indonesia Ngotot Beli Minyak Mentah dari Rusia

Kompas.com - 24/08/2022, 12:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan, rencana Indonesia membeli minyak mentah dari Rusia. Hal ini menimbulkan kontroversi, selain kekhawatiran akan embargo dari AS ke Indonesia, di sisi lain Indonesia saat ini juga tengah menjadi tuan rumah Presidensi G20.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan, memang harga minyak dari Rusia lebih murah 30 persen daripada harga di pasar international. Namun, ada beberapa dampak jika Indonesia ngotot beli minyak mentah dari Rusia.

“Memang lebih murah 30 persen, (sebelumnya) Pertamina kan sudah mencoba, tapi apa yang terjadi? ada di cegat oleh kapal Green Peace, belum lagi nanti sanksi AS seperti yang diterapkan AS ke India. Ini semua harus dihitung,” kata Fahmi kepada Kompas.com, Rabu (24/6/2022).

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Naik Lagi, Ini Sebabnya

Dikutip dari Instagram @sandiuno, mantan Wakil Gubernur DKI tersebut mengatakan, Indonesia ditawari Rusia untuk membeli minyak mentahnya dengan menggunakan mata uang Rubel. Sandiaga bahkan menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah setuju terkait hal ini.

Rusia kan nawarin ke kita, eh mau enggak? India sudah ngambil nih minyak kita, harganya 30 persen lebih murah dari harga di pasar international. Indonesia harus pinter, ambil enggak? Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mikirnya sama, ambil,” kata Sandiaga, dikutip dari akun Instagram @sandiuno, Kamis (24/8/2022).

Fahmi melanjutkan, embargo yang diberikan AS, tidak sesederhana tidak bisa makan di McD. Namun, lebih dari itu, ada biaya diplomatic cost yang harus ditanggung Indonesia jika itu terjadi. Di sisi lain, AS juga bisa menyetop ekspor komoditas asal Indonesia.

“Kalau diembargo AS, kita harus mempertimbangkan biaya seperti diplomatik cost dan juga biaya embargo dll. Jadi lebih baik jangan (beli minyak mentah dari Rusia),” lanjutnya.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Terlalu Tinggi, Bamsoet: Tidak Ada Negara Beri Subsidi BBM Sebesar RI

Ia juga melihat ada potensi Indonesia akan dituduh membiayai perang Rusia ke Ukraina jika Indonesia tetap membeli minyak mentah dari Rusia. Namun, berbeda halnya jika perang Rusia-Ukraina sudah selesai, hal ini dinilai akan lebih aman bagi Indonesia untuk membeli minyak mentah dari Rusia.

“Indonesia bisa dituduh membiayai perang Rusia ke Ukraina. Ini kan tambah parah, apalagi Indonesia sekarang tuan rumah presidensi G20. Ini bisa sangat mengganggu. Tapi kalau perangnya sudah selesai, saya kira tidak apa-apa,” ujar dia.

Sandiaga melanjutkan, dalam kondisi seperti ini, Indonesia harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang demi kebangkitan ekonomi. Kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) dunia imbas adanya perang Rusia-Ukraina menciptakan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi, yang mengakibatkan naiknya harga-harga bahan pokok saat ini.

Saat ini teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung. Kita harus tegas, untuk tidak pro terhadap salah satu negara. Kita bisa melewati badai ini dengan baik melalui beragam inovasi, adaptasi dan kolaborasi. Serta beragam kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu,” ucap Sandiaga.

Baca juga: Dibayangi Sentimen Kenaikan Suku Bunga The Fed, Harga Minyak Mentah Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com