Maskapai juga diminta untuk tidak mengenakan harga pada tarif batas atas. Di sisi lain, masyarakat diminta pula untuk memanfaatkan ketersediaan jadwal penerbangan di jam-jam tidak sibuk yang disediakan maskapai agar tingkat keterisian pun bisa jauh di atas 50 persen.
"Sehingga tingkat keterisian penumpang akan semakin meningkat dan harga tiketnya stabil, dan secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak,” ucap dia.
Upaya kedua, yakni Kemenhub telah meminta kepada maskapai penerbangan untuk melakukan upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau.
Serta upaya ketiga adalah melanjutkan usulan para pemangku kepentingan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menghilangkan atau menurunkan pajak pertambahan nilai (PPN) avtur menjadi 5 persen. Lantaran, avtur disebut mempengaruhi biaya operasional penerbangan lebih dari 40 persen.
"Jadi kalau semua upaya ini bisa dilakukan, diharapkan dapat menstabilkan harga tiket antara 15-20 persen," kata Budi Karya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir merespons arahan Jokowi dengan memastikan mendorong PT Garuda Indonesia untuk penambahan frekuensi penerbangan guna memenuhi peningkatan permintaan pengguna jasa pesawat. Ia meyakini, langkah ini dapat berdampak pada penurunan harga tiket pesawat.
Namun, penambahan penerbangan itu memang perlu diikuti pula dengan penambahan jumlah pesawat agar hasilnya bisa optimal. Maka dalam hal ini, ia berharap, penanaman modal negara (PMN) untuk Garuda bisa segera cair sehingga maskapai pelat merah ini bisa bersaing secara bisnis, sekaligus mampu menjaga harga pesawat yang terjangkau bagi rakyat.
"Ini saatnya bagi Garuda untuk hadir dan menjawab kepercayaan dan dukungan masyarakat yang kini tengah membutuhkan harga tiket pesawat yang terjangkau," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/8/2022).
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Menhub Minta Maskapai Beri Diskon
Pada kesempatan lain, Menhub Budi Karya mengaku melakukan pertemuan dengan sejumlah maskapai penerbangan untuk membahas penurunan harga tiket pesawat. Pada pertemuan yang berlangsung Kamis (25/8/2022) lalu itu, melibatkan pula peran BNI sebagai salah satu bank BUMN.
Menurutnya, Garuda dan Citilink sudah menyatakan komitmennya untuk memberi harga tiket pesawat yang terjangkau bagi masyarakat. Sementara untuk Lion Air Group dan AirAsia kala itu menyatakan akan menindaklanjuti terkait permintaan Budi Karya terhadap penurunan harga tiket.
Adapun pemberian diskon menjadi salah satu dari peran maskapai yang diminta pemerintah untuk menyediakan harga tiket pesawat 'murah'. Nampaknya, pendekatan ini cukup berhasil seiring adanya kelanjutan dari pertemuan yang melibatkan BNI dan maskapai penerbangan.
BNI bersama Garuda Indonesia dan Lion Air Group memutuskan bekerja sama dengan menyediakan program Terbang Hemat, yang bertujuan mendukung upaya menstabilkan harga tiket pesawat serta mengendalikan inflasi sebagaimana arahan Presiden Jokowi.
Program ini memberikan berbagai promo dalam bentuk diskon, cashbak, cicilan nol persen, serta diskon tambahan menggunakan BNI rewards point. Promo ini tersedia hingga akhir tahun atau tepatnya berakhir pada 28 Desember 2022.
Saya mengapresiasi langkah nyata yang dilakukan BNI bersama Garuda Indonesia dan Lion Air Group," kata Budi saat menghadiri peluncuran program Terbang Hemat di Jakarta, Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Ditjen Pajak: PPN Avtur Bukan Satu-satunya Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.