Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Sampah Plastik, Kemasan Bekas Pakan Hewan Peliharaan Didaur Ulang Jadi Tas Jinjing

Kompas.com - 29/08/2022, 16:43 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen pakan hewan peliharaan anjing dan kucing Royal Canin menggandeng tiga kelompok pegiat daur ulang sampah dari berbagai daerah, untuk memanfaatkan limbah plastik bekas pakan jadi produk yang bermanfaat.

Hal ini sesuai dengan konsep keberlanjutan dari Royal Canin melalui upaya mengurangi potensi tidak tertanganinya bekas kemasan produk serta untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan dari sampah non organiknya.

Sebelumnya, Royal canin melalui jaringan penjualan, pet shop dan klinik hewan di seluruh Indonesia mengumpulkan kemasan bekas produknya dari para pelanggan.

Baca juga: KLHK Dorong Produsen AMDK Perbanyak Kemasan Besar agar Daur Ulang Mudah

Presiden Direktur Royal Canin Indonesia Ridarrahim Nirwandar mengatakan, perusahaannya bekerja sama dengan organisasi lokal guna memperjuangkan “Konsep Keberlanjutan” melalui proyek #AyoDaurUlang.

"Ini tidak hanya untuk membantu kami dari sisi ekonomi secara berkelanjutan tetapi juga untuk membantu organisasi lokal yang relevan, komunitas, dan juga anggota keluarga yang mendapatkan manfaat dari kemitraan ini," kata Ridarrahim melalui keterangannya ke Kompas.com, Senin (29/8/2022).

"Kemasan bekas yang dikirimkan ke mitra akan kami beli lagi untuk kemudian dibagikan lagi ke konsumen yang berkunjung ke pet shop atau klinik,” lanjutnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, upaya untuk mengumpulkan kemasan bekas itu hingga saat ini telah sukses mencapai 2.358 kilogram limbah. Dari hasil olah limbah itu telah dihasilkan tak kurang dari 2.365 produk baru.

Baca juga: Tren Belanja Bikin Jumlah Sampah Meningkat, Blibli Ajak Pelanggan Ikut Daur Ulang Sampah

Cerita mitra pengolah limbah kemasan

Tiga kelompok yang digandeng yakni dengan Sunarni yang mengasuh “Group of the Deaf People di Depok, Jawa Barat. Kemudian dengan Bambang Suwerda, dari Bank Sampah Yogya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Serta dengan UMKM Daur Ulang di Bali.

Sunarni, perintis kegiatan pengelolaan sampah sejak 1995 bercerita, pihaknya sudah lima tahun bekerja sama mendaur ulang kemasan bekas Royal Canin.

Dalam proyek ini, pihaknya juga memberdayakan sejumlah tenaga terampil penyandang disabilitas bisu tuli dalam mengolah limbah bekas kemasan produk tersebut.

"Kami mampu memproduksi 500 kantong berbagai ukuran setiap bulannya dari bahan bekas kemasan produk Royal Canin pada proyek #AyoDaurUlang” ujar Sunarni. Untuk tas jinjing ukuran sedang, lanjutnya, kira-kira butuh 15 bungkus bahan kemasan Royal Canin.

Baca juga: Perangi Sampah Plastik, KKP Bangun Pusat Daur Ulang di Muara Gembong Bekasi

Mitra lain, Bambang Suwerda bercerita, saat ini bank sampah yang digalakkannya sudah melibatkan 2.000 anggota. Bank sampah di Yogyakarta ini juga fokus mengolah ulang kemasan non-organik yang termasuk materi sulit untuk didaur ulang secara alami.

“Baru-baru ini kami mengirimkan 400 tas dengan berbagai desain ke Royal Canin dan ini merupakan pesanan yang kedelapan,” kata Bambang. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com