Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batu Bara Melejit, Laba Bersih Adaro Melesat 613 Persen pada Paruh Pertama 2022

Kompas.com - 30/08/2022, 15:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif pada semester I-2022, tercermin dari laba bersih perusahaan yang meroket. Ini ditopang oleh harga batu bara yang terus naik.

Mengacu kepada laporan keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham ADRO itu membukukan laba bersih sebesar 1,21 miliar dollar AS pada paruh pertama tahun 2022. Realisasi ini meningkat 613 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) sebesar 169.964 dollar AS.

Lonjakan laba bersih itu selaras dengan pendapatan usaha Adaro yang meningkat 127 persen secara yoy, dari 1,56 miliar dollar AS pada Juni 2021, menjadi 3,54 miliar dollar AS pada paruh pertama tahun ini. Tercatat harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) terkerek 117 persen secara yoy, imbas dari berbagai peristiwa, seperti kelangkaan pasokan, ketegangan geopolitik, hingga cuaca buruk.

Baca juga: Adaro Energy Buka Lowongan Kerja Lulusan S-1, Ini Posisi yang Dicari

Di tengah lonjakan harga, Adaro mampu meningkatkan produksi sebesar 6 persen secara yoy, dari 26,5 juta ton menjadi 28 juta ton. Ini kemudian membantu kenaikan penjualan batu bara sebesar 7 persen menjadi 27,5 juta ton.

"Semester pertama 2022 adalah semester yang sangat kondusif untuk harga, sehingga mendorong pendapatan menyentuh rekor-rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan," ujar Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam keterangannya, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Adaro Energy Catat Pendapatan Usaha 3,99 Miliar Dollar AS di 2021

Dari sisi beban pokok pendapatan, Adaro juga mencatatkan kenaikan sebesar 42 persen secara yoy menjadi 1,51 miliar dollar AS. Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh pembayaran royalti, seiring dengan kenaikan ASP dan kenaikan biaya penambangan karena kenaikan harga bahan bakar minyak global.

Beban usaha perusahaan komoditas itu juga turut terkerek 66 persen secara yoy pada paruh pertama tahun 2022, menjadi 143 juta dollar AS. Peningkatan ini disebabkan kenaikan 215 persen pada beban komisi penjualan, yang berkontribusi 50 persen terhadap kenaikan beban usaha.

Baca juga: Lampaui Target Tahunan, Realisasi DMO Batu Bara PTBA 9,4 Juta Ton di Semester I 2022

Dengan tingkat kenaikan beban yang lebih rendah dari pendapatan usaha, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA turut tumbuh 269 persen secara yoy menjadi 2,3 miliar dollar AS dari 635 juta dollar AS. Realisasi ini telah melampaui panduan EBITDA operasional 2022 Adaro yang berkisar 1,9 miliar hingga 2,2 miliar dollar AS.

"Laba yang sangat tinggi akan membantu kami untuk memberikan dukungan finansial terhadap transformasi Grup Adaro di tahun-tahun mendatang karena kami melakukan investasi besar pada energi terbarukan, pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia, dan mendiversifikasi semakin jauh dari batu bara termal," ucap Garibaldi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com