Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Videonya Viral, Jokowi Pernah Kritik Keras Program BLT Era SBY

Kompas.com - Diperbarui 05/09/2022, 09:49 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Kompas.com

Puan yang sekarang digadang-gadang menjadi salah satu bakal calon Presiden RI ini sedih memikirkan penderitaan rakyat akibat harga BBM naik di era SBY.

Baca juga: Kualitas BBM Malaysia Ungguli Pertalite dan Lebih Murah, Kok Bisa?

Di wawancarai wartawan kala itu, Megawati menyebut kalau kritiknya terhadap kenaikan harga BBM serta program BLT SBY dilakukan sebagai kontrol dari oposisi.

"Kami sebagai oposisi di DPR selalu melakukan pemantauan dan mengontrol. Kami ingin tahu hasil keputusan yang disepakati. Hasil BLT harus bisa membantu masyarakat yang mengalami himpitan ekonomi," kata Megawati dikutip dari pemerintaan Kompas.com, 24 Maret 2009.

Putri sang proklamator ini berujar, apa yang dikritiknya selama ini sebatas pada cara pemberian bantuan yang mengumpulkan banyak orang.

"Saya yang selalu kampanyekan, pembagian BLT dengan cara seperti itu tidak baik. Tapi ada yang mengatakan saya tidak pernah hidup susah dan tidak tahu arti penting BLT," ucap Megawati.

Baca juga: Bedanya Kantor Pajak KPP Pratama, KPP Madya, dan KPP Wajib Pajak Besar

"Saya ini wanita, apa tidak prihatin banyak ibu-ibu pingsan. Apa seperti itu cara menunjukkan memberikan bantuan," ujar mantan Presiden RI kelima ini.

Saat ditanya, apakah ia menghendaki program tersebut dihentikan, Mega menjawab, "Kalau minta dihentikan, nanti saya dikatakan tidak ada rasa kemanusiaan," ujar dia.

Mental pengemis

Sementara saat membuka rapat kerja nasional PDI-P di Hotel Clarion Makassar, Megawati bilang, program BLT disebutnya bisa menciptakan rakyat bermental peminta-minta tanpa kerja keras.

"Penyaluran BLT membuat bangsa semakin bermental peminta-minta. Memangnya Pemerintah RI itu Santa Claus? Bagaimana jika rakyat kita bermental seperti itu? Bagaimana harga diri bangsa," kata Megawati pada 28 Mei 2008.

"Apakah kita bisa menjadi sebagai bangsa jika orang tidak menggunakan tenaganya untuk bekerja, tetapi meminta-minta?” tegas dia.

Baca juga: Jonan Dulu Bilang, Jakarta-Bandung Terlalu Pendek untuk Kereta Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com