Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Sebut Pembudidaya Ikan Perlu Efisiensi Pemasaran lewat Jalur Digital

Kompas.com - 22/09/2022, 15:02 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan digitalisasi sangat diperlukan untuk pembudidaya ikan di Indonesia.

Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Nono Hartanto menjelaskan, digitalisasi diperlukan sejak proses perancangan desain kolam, tambak, dan keramba jaring apung (KJA).

"Kemudian, digitalisasi juga diperlukan dalam pemilihan lokasi. Sampai saat ini pemetaan terhadap lokasi budidaya belum tersedia secara luas," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Perindo: Imbas Kenaikan Harga BBM, Harga Jual Ikan dari Nelayan Naik

Ia menambahkan, ketika ada investor yang ingin menggelontorkan uangnya ke industri kakap putih, pemerintah belum dapat menunjukkan dan memetakan tempat mana saja yang cocok untuk budidaya kakap putih.

Digitalisasi juga diperlukan dalam peralatan pendukung budidaya, misalnya kincir air. Saat ini kebanyakan produk tersebut masih berasal dari luar negeri.

"Itu juga belum membicarakan bagaimana membersihkan keramba dan dasar tambak menggunakan perangkat robotik, itu belum tersentuh, masih manual," imbuh dia.

Nono mengungkapkan, digitalisasi juga diperlukan dalam sistem penjaga kualitas air kolam budidaya.

Harapannya, digitalisasi dapat menguntungkan bagi pembudidaya ikan. Sebab, saat ini pembudidaya masih mendapatkan tekanan yang besar.

Baca juga: Ini Manfaat Adaptasi Teknologi di Sektor Perikanan dan Budidaya Ikan


Contohnya, harga benih yang mahal kadang tidak dibarengi dengan peningkatan harga jual ikan. Apalagi, dua tahapan produksi tersebut biasanya masih diperantarai pihak luar.

"Harapannya digitalisasi dapat memperpendek jalur penjualan, karena selama ini penjualan masih lewat pengepul. Margin pembudidaya jadi kecil, keuntungan tidak terasa," tegas dia.

Nono melihat, digitalisasi ini dapat dijawab dengan kehadiran perusahaan startup di bidang perikanan. Adanya efisiensi pemasaran di kalangan pembudidaya akan memperbaiki tingkat ekonomi pengusaha.

Dengan begitu, ia percaya budidaya ikan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.

Baca juga: KKP Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp 30 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com