Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Naik Lebih dari 2 Persen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 28/09/2022, 07:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (27/9/2022) waktu setempat. Pergerakan harga minyak mentah dunia terjadi akibat pengurangan pasokan di Teluk Meksiko AS karena badai Ian, yang juga didukung oleh melemahnya nilai tukar dollar AS.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent ditutup pada level 86,27 dollar AS per barrel atau naik 2,6 persen, setelah sempat jatuh ke level 83,6 dollar AS per barrel atau terendah sejak Januari. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 2,3 persen pada level 78,5 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak mentah terjadi setelah menyentuh level terendah selama 9 bulan pada hari Senin. Pembatasan pasokan di Teluk Meksiko AS terjadi jelang badai Ian. Di sisi lain, pelemahan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang negara lainnya, juga menjadi sebab harga minyak mentah dunia mulai naik.

Baca juga: Minim Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Kembali Tertekan Hari Ini

Sementara itu, analis menilai Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, atau OPEC+, bisa mengambil tindakan dalam upaya mengatasi penurunan harga yang terjadi sebelumnya, dengan memangkas pasokan. Rencananya negara OPEC+ akan mengadakan pertemuan untuk membahas hal tersebut pada 5 Oktober mendatang.

Harga minyak mentah melonjak pada awal tahun 2022, dimana Brent mendekati level tertinggi sepanjang masa yakni 147 dollar AS per barrel pada Maret lalu, setelah Rusia menginvasi Ukraina, yang mengakibatkan kekhawatiran akan pasokan. Sejak itu, kekhawatiran tentang resesi, suku bunga tinggi, dan nilai tukar dollar AS membebani.

“Minyak saat ini berada di bawah pengaruh kekuatan finansial. Sementara itu, badai Ian di Teluk AS, merupakan fenomena yang bersifat sementara,” kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Minuman Manis Dalam Kemasan Berpotensi Kena Cukai Pada 2023

Sebelumnya nilai tukar dollar AS mencapai level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Kenaikan nilai tukar dollar AS membuat harga minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dollar AS. Hal ini juga turut membebani pergerakan aset berisiko.

Sementara itu pengurangan pasokan minyak kembali terjadi. Perusahaan minyak BP dan Chevron mengatakan, pihaknya akan menutup produksi mereka yang berada di anjungan lepas pantai di Teluk Meksiko saat Badai Ian mendekati wilayah tersebut.

Di sisi lain, intervensi OPEC+ dinilai bisa mengatasi masalah harga minyak dunia. Irak juga tengah memantau pergerakan harga dan berupaya meredan kenaikan dan penurunan harga minyak secara tajam.

“Hanya pengurangan produksi oleh OPEC+ yang dapat mematahkan momentum negatif dalam jangka pendek,” kata Giovanni Staunovo dan Wayne Gordon dari bank Swiss UBS.

Baca juga: [POPULER MONEY] Cara Buat Kartu ASN Virtual Seecara Online | PLN Batalkan Program Konversi ke Kompor listrik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com