Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Ancaman Nuklir Makin Nyata, Luhut: Kita Siapkan Kontingensi

Kompas.com - 12/10/2022, 12:50 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang Rusia dan Ukraina masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Hal ini menyebabkan ketidakpastian global berpotensi akan terus terjadi ke depannya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ketegangan geopolitik yang akan berlangsung lama ini bahkan meningkatkan kemungkinan terjadi ancaman nuklir.

"Kemungkinan ancaman nuklir semakin nyata, meningkatkan ketidakpastian di ekonomi global. Saya kira kalau kita lihat ada 3 pernyataan dari Putin, ada juga dari Joe Biden, dan dari Kanselir Jerman, ini tambah memprihatinkan," ujarnya saat acara Investor Daily Summit 2022 di JCC Senayan, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Luhut Pastikan RI Tidak Termasuk 28 Negara yang Antre Jadi Pasien IMF

Kedua negara tersebut hingga kini masih terus saling melakukan serangkaian serangan balasan dan tidak ada yang dapat memprediksi kapan ini akan berakhir.

Luhut mengungkapkan, beberapa waktu lalu kapal selam Belgorod yang mengangkut torpedo berkemampuan nuklir dari Rusia tiba-tiba muncul dari Arktik. Torpedo berkemampuan nuklir ini dapat menimbulkan gelombang nuklir jika diluncurkan.

"Kalau itu terjadi akan banyak menyerang negara-negara yang punya pantai di Eropa sana. Nah economic policy uncertainty index juga kita lihat bertambah tidak bagus, itu juga geopolitik risk makin tidak bagus," ungkapnya.

Oleh karenanya, Indonesia jangan hanya fokus pada permasalahan di dalam negeri saja karena situasi global juga memberikan ancaman kepada pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Luhut: Saya Tidak Ingin Jadi Presiden atau Wakil Presiden

"Kita harus aware juga melihat jangan hanya kita melihat dalam negeri kita saja yang kelihatan relatif oke, di luar itu bisa terjadi macam-macam," kata Luhut.

Untuk itu, pemerintah melakukan stress test untuk menguji berbagai skenario yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini agar Indonesia mulai merencanakan mitigasi untuk menghadapi apapun kondisi yang akan terjadi ke depannya.

"Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk dan kami kemarin sepakat melakukan stress test di berbagai bidang dan kalau terjadi pada technical nuclear weapon, kita harus liat apa yang harus dilakukan. Jadi saya mungkin background tentara saya selalu buat kontingensi, saya lapor presiden di sidang kabinet kita harus buat kontingensi menghadapi semua dan kita siapkan itu," tukas Luhut.

Baca juga: Luhut: Menjadi Prajurit adalah Jalan Karir dan Profesi Paling Membahagiakan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com