Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Dunia dalam Keadaan Bahaya, Butuh Komitmen Semua Negara

Kompas.com - 13/10/2022, 10:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dunia dalam kondisi yang bahaya karena terus meningkatnya gejolak ekonomi global. Menurut dia, perekonomian global akan sulit pada akhir tahun ini dan diperkirakan berlanjut hingga tahun depan.

"Saya rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya," ujar Sri Mulyani dalam Pertemuan ke-4 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis (13/10/2022).

Ia menjelaskan, saat ini dunia menghadapi lonjakan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, krisis pangan dan energi, risiko perubahan iklim, serta memanasnya tensi geopolitik.

Baca juga: Sri Mulyani: Negara Adidaya Tak Bisa Selesaikan Sendiri Masalah Pandemi dan Iklim

Perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia telah berdampak pada krisis energi dan pangan karena rantai pasokannya menjadi terganggu. Hal ini mengingat kedua negara itu merupakan salah satu pemasok energi dan pangan terbesar di dunia.

Harga energi meningkat seiring terganggunya pasokan global akibat negara-negara Barat mengenakan sanksi atas Rusia. Di sisi lain, terdapat kebijakan pemangkasan produksi oleh negara-negara pengekspor minyak mentah.

Risiko iklim di mana terjadi cuaca ekstrem di berbagai wilayah dan tidak stabilnya pasar pupuk membuat produksi pangan terganggu. Alhasil, dengan pasokan yang terganggu itu, harga komoditas pangan pun menjadi tinggi.

"Perang, lonjakan harga komoditas, peningkatan inflasi dan suku bunga global, serta pengetatan likuiditas meningkatkan risiko tekanan. Kesulitan itu tidak hanya dialami negara-negara berpenghasilan rendah, tetapi juga negara-negara berpenghasilan menengah dan bahkan maju," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi Digital Tidak Hanya Identik dengan Startup

Oleh sebab itu, dia menekankan, tantangan ekonomi global yang kompleks harus diatasi bersama, tak bisa hanya oleh satu atau sekelompok negara. Maka, dibutuhkan tindakan kolektif dari semua negara, terutama yang tergabung dalam G20, karena forum ini mencakup 85 persen perekonomian dunia.

Menurut dia, G20 memiliki peranan penting untuk membuat keputusan bersama dalam mengatasi permasalahan ekonomi global. Lantaran forum ini memiliki keanggotan yang paling beragam sehingga dapat mendengar suara semua negara, baik negara maju, menengah, maupun berkembang.

"Saya yakin anda semua sadar, bahwa dunia memperhatikan kita dengan cermat. Kita harus bersatu dan tetap teguh dalam komitmen kita untuk memecahkan masalah ekonomi global yang paling mendesak," pungkasnya.

Baca juga: Risiko Global Meningkat, Sri Mulyani: Perlu Diwaspadai, tapi Tidak Berarti Kita Gentar...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Whats New
Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Whats New
Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Whats New
Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com