JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Oktober 2022.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah memprediksi hal ini dengan didasari dua alasan.
Pertama, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun nanti. Hal ini akan membuat selisih suku bunga acuan The Fed dan BI semakin menipis.
Baca juga: Inflasi AS Masih Panas, Siap-siap Suku Bunga The Fed Naik Lagi
Selama 2022 The Fed telah lima kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total 300 basis poin (bps) menjadi 3-3,25 persen. Sedangkan BI baru naik 75 bps menjadi 4,25 persen. Dengan demikian, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed kini hanya 100 bps.
Kedua, selisih suku bunga acuan BI dengan The Fed Fund semakin tipis membuat aliran modal asing banyak keluar di Indonesia sehingga membuat nilai tukar rupiah melemah.
"Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut saya meyakini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini setidaknya 25 bps," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Kenaikan suku bunga acuan BI tidak hanya untuk menjaga aliran modal asing tetap di Indonesia, tetapi juga berfungsi untuk menekan inflasi nasional yang saat ini berisik mengalami kenaikan sejak harga BBM subsidi dinaikkan.
"Kenaikan suku bunga itu selain untuk menjaga aliran modal asing dan memperkuat rupiah juga untuk menjaga inflasi," kata Piter.
Suku bunga acuan naik lebih besar
Lebih lanjut dia menjelaskan, BI perlu mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan lebih banyak lagi untuk mengejar selisih suku bunga acuan ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.