Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KP: Jika Komoditas Rumput Laut Kita Tekuni Serius, Indonesia Bisa Jadi "Champion"...

Kompas.com - 02/11/2022, 08:30 WIB
Achmad Faizal,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan, nilai tambah rumput laut belum dimanfaatkan sepenuhnya di dalam negeri.

Nilai ekspor rumput laut sampai September 2022, tercatat 455,7 juta dollar AS, naik 93 persen dibanding periode yang sama pada 2021. Negara tujuan utama ekspor rumput laut Indonesia adalah China.

Sementara volume ekspor pada periode yang sama, tercatat 180,6 ribu ton, di mana sebagian besar ekspor masih didominasi oleh rumput laut kering sebesar 93,2 persen.

"Ini menunjukkan bahwa nilai tambah rumput laut belum dimanfaatkan sepenuhnya di dalam negeri," katanya di Surabaya, Selasa (1/11/2022).

Dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, dia berharap rumput laut dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tambah dan manfaat serta memiliki nilai ekonomis tinggi.

Produk turunan rumput laut menurut dia dapat menjadi bahan Pangan dan non Pangan, seperti Pakan Ternak/Ikan, Pupuk, Kosmetik, dan juga Farmasi. Selain itu, rumput laut juga mampu menyerap karbon.

"Apabila komoditas rumput laut ini kita tekuni secara serius, maka Indonesia dapat menjadi “champion” rumput laut dunia," terangnya.

Baca juga: Disebut Sebagai Emas Hijau, Ini Besaran Investasi yang Dibutuhkan Pembudidaya Rumput Laut

Pada 2021, nilai perdagangan rumput laut dunia mencapai 2,8 miliar dollar AS, dengan pangsa pasar rumput laut Indonesia di pasar dunia sebesar 12,4 persen.

Oleh sebab itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan kebijakan yang holistik dari hulu-hilir dalam pengembangan rumput laut Indonesia, untuk kemudian menjadi satu kawasan ekonomi khusus, sehingga mampu meningkatkan saing daya secara nasional dan global.

Dengan 6,4 juta km2 luas lautan dan panjang garis pantai 108 ribu km, serta didukung iklim tropis, Indonesia menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis rumput laut.

Baca juga: Ini Strategi KKP untuk Dongkrak Produksi Rumput Laut Indonesia

Berdasarkan data FAO tahun 2020, Indonesia merupakan produsen rumput laut jenis Eucheuma terbesar di dunia, serta produsen nomor dua untuk jenis Glacilaria, setelah China.

Tercatat produksi tahun 2020 mencapai 8,08 juta ton basah atau 99 persen dari total produksi Eucheuma dunia. Sementara untuk Gracilaria, produksi Indonesia tahun 2020 sebesar 1,46 juta ton basah.

Kedua jenis rumput laut tersebut merupakan bahan baku industri, khususnya Karaginan dan Agar, yang dapat memberikan nilai tambah di dalam negeri, dan menjadi substitusi impor untuk memasok bahan penolong industri pengguna berikutnya. (K15-11)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com