Selanjutnya, ketika masyarakat merasa sudah perlu menambahkan manfaat tambahan, Mitchell menyarankan untuk memastikan apakah kondisi keuangan mencukupi untuk membayar premi asuransi tambahan hingga jangka panjang.
Meski sepadan dengan manfaat yang bisa didapat tapi jangan sampai keuangan keluarga jadi tidak sehat karena membeli rider. Namun, umumnya premi pada rider masih terjangkau.
Pertimbangan lainnya yang disarankan Mitchell adalah soal kondisi kesehatan dan gaya hidup.
“Bagi mereka yang tidak punya banyak waktu berolahraga sementara gaya hidup juga kurang sehat tentu lebih berisiko mengalami penyakit berat. Demikian juga mereka yang lebih banyak bekerja di luar kantor dengan mobilitas tinggi tergolong berisiko mengalami kecelakaan," terang dia.
"Merasa sehat pun tidak jaminan pasti sehat. Oleh sebab itu, ketahui riwayat penyakit dalam keluarga karena risiko penyakit kritis bisa saja dipengaruhi oleh faktor keturunan,” imbuh Mitchell.
Kondisi-kondisi tersebut di atas bisa menjadi pertimbangan untuk memutuskan perlu tidaknya menambahkan rider.
Secara umum biasanya orang menambahkan rider agar asuransi yang dimilikinya dapat lebih optimal memberikan proteksi.
Hal ini karena risiko yang dihadapi pencari nafkah yang menjadi tertanggung tidak hanya menghadapi risiko kematian tapi juga ada risiko sakit kritis, kecelakaan, atau ketidakmampuan tetap pada fungsi tubuh hingga tidak mampu lagi bekerja mencari nafkah.
"Di sinilah rider akan sangat terasa manfaatnya," tegas dia.
Baca juga: MDRT: Bisnis Asuransi Jiwa Bakal Booming Tahun 2023