Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Giliran Amazon Bakal PHK 10.000 Karyawan

Kompas.com - 18/11/2022, 17:25 WIB
|

KOMPAS.com - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam industri teknologi secara global masih berlanjut. Kali ini giliran Amazon yang berencana melakukan perampingan tenaga kerja secara masif.

Dilansir dari CNN, perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos itu dikabarkan akan memangkas sekitar 10.000 karyawannya dalam waktu dekat.

Pada tahap awal, pemangkasan akan dilakukan pada divisi Devices and Services Amazon. Ini terungkap dalam memo yang dibagikan SVP of Devices & Services Amazon, Dave Limp.

Baca juga: PHK Karyawan Startup Masih Terjadi, Lapangan Kerja Harus Terbuka Lebar

"Setelah melakukan review mendalam, kami memutuskan untuk menggabungkan sejumlah tim dan program. Salah satu konsekuensi dari keputusan tersebut ialah sejumlah posisi tidak lagi dibutuhkan," ujar Limp dikutip Jumat (18/11/2022).

Meskipun tidak merinci berapa jumlah karyawan yang dipangkas, Limp memastikan mereka yang terdampak keputusan tersebut akan mendapatkan dukungan dari perusahaan. Dukungan ini melipui bantuan mencari pekerjaan baru.

Sementara itu, Juru Bicara Amazon Kelly Nantel mengatakan seluruh keputusan yang diambil perusahaan merupakan hasil dari review kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan kondisi makro ekonomi saat ini.

Baca juga: PHK Karyawan, GoTo Pastikan Tak Pengaruhi Layanan


"Sejumlah tim melakukan penyesuaian, yang mana dalam sejumlah kasus berarti posisi tertentu tidak lagi dibutuhkan," kata dia.

Pemangkasan berlanjut hingga tahun depan

Aksi perampingan karyawan itu dipastikan berlanjut hingga tahun depan. Ini disampaikan langsung oleh CEO Amazon Andy Jassy.

"Proses perencanaan tahunan kami berlanjut hingga tahun depan, yang berarti akan ada lebih banyak pengurangan peran karena para pemimpin terus melakukan penyesuaian," ujarnya.

"Keputusan tersebut akan dibagikan kepada karyawan dan organisasi yang terkena dampak pada awal tahun 2023," tambah Jassy.

Baca juga: Sebut 25.700 Karyawan Kena PHK, Asosiasi Sepatu: Baru 10 Persen dari Total yang Terancam

Dalam memo yang disampaikan kepada karyawannya Jassy bilang, salah satu pertimbangan utama perampingan yang dilakukan ialah kondisi makro ekonomi saat ini. Kinerja operasional perusahaan sangat terpukul dari berbagai ketidakpastian yang hadir.

Selain itu layaknya perusahaan teknologi lain, Amazon dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir memang menambah jumlah karyawannya secara cepat. Ini kemudian membuat biaya operasional meningkat, padahal pendapatan perusahaan mengalami penyusutan.

Baca juga: PHK Massal, Mark Zuckerberg Pecat 11.000 Karyawan Meta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+