Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Migas: Teknologi Baru Bikin Industri Migas Bergerak Lebih Cepat

Kompas.com - 02/12/2022, 07:20 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri minyak dan gas bumi (migas) memiliki tiga karakteristik yaitu padat modal, padat teknologi dan padat risiko. Penemuan teknologi baru diyakini akan mempercepat perkembangan industri migas, termasuk di Indonesia yang memiliki potensi gas cukup menjanjikan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah telah mengindikasikan sejumlah sumber gas dari ujung barat Indonesia (Aceh, North Sumatra) hingga bagian timur negeri ini.

Ada potensi gas yang besar seperti Andaman II, North Bali dan Lombok. Selain itu juga ada Masela dan IDD.

“Jadi dengan itu semua, kami berharap teknologi baru bisa membuat industri ini bergerak lebih cepat,” kata Tutukan dalam siaran pers, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Kementerian ESDM dan Pertamina Resmikan 34 Penyalur BBM Satu Harga

Menurut Tutuka, Artificial Intelligence (AI) akan menjadi salah satu solusi yang cepat untuk mendukung industri migas, terutama meningkatkan penemuan data-data migas. Dia bilang, dengan menggunakan big data, pihaknya akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat.

“AI juga bersifat inklusif jadi bisa dimodifikasi dan diabsorbsi ke model lain. Ini juga hal yang penting. AI merupakan solusi di masa depan,” tambahnya.

Baca juga: Kementerian ESDM Dorong Revisi UU Migas Rampung Tahun Depan

 


Terkait data migas Indonesia, Tutuka mengungkapkan bahwa pemerintah melakukan pelayanan pemanfaatan data yaitu Migas Data Repository (MDR) melalui sistem keanggotaan dan non anggota. Bagi anggota, berhak mendapatkan seluruh akses data. Sebaliknya bagi non anggota, hanya dapat mengakses secara terbatas.

“Industri, investor bisa melihat data ini melalui membership dan mempelajarinya sebelum berkomunikasi dengan para pegawai kami di Ditjen Migas maupun SKK Migas,” ujar Tutuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com