Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajinomoto, dari Jualan Micin, Kini Masuk Bisnis Chip Semikonduktor

Kompas.com - 03/12/2022, 09:19 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Produsen makanan dan penyedap rasa Ajinomoto, belum lama ini memutuskan masuk ke bisnis pembuatan semikonduktor. Ekspansi bisnis perusahaan asal Jepang ini terbilang mengejutkan.

Bagaimana tidak, selama puluhan tahun perusahaan ini terkenal dengan produk monosodium glumate (MSG) atau juga dikenal dengan micin.

Semikonduktor sendiri adalah komponen penghantar listrik yang didesain secara spesifik tidak sebaik konduktor namun bisa mengalirkan listrik tidak seburuk isolator.

Dibuat dari germanium, silikon, dan unsur sebagainya, semikonduktor dipakai untuk berbagai macam perangkat elektronik seperti chip laptop hingga ponsel.

Baca juga: Sejarah Ekonomi China, Mengaku Komunis, tapi Sering Dianggap Kapitalis

Dikutip dari Nikkei, Sabtu (3/12/2022), saham perusahaan Ajinomoto yang diperdagangkan di bursa melejit 0,9 persen atau mencapai rekor tertingginya di harga 4.357 yen atau setara Rp 500.463 per lembar sahamnya.

Kenaikan saham Ajinomoto ini tak lepas dari ketertarikan investor atas keputusan perusahaan yang melakukan diversifikasi bisnis secara besar-besaran. Harga saham Ajinomoto terbaru ini melampaui rekor harga saham yang dicatat pada Maret 1987 senilai 4.350 yen.

"Saham kami diburu investor karena melihat pertumbuhan bisnis," kata Eiichi Mizutani, General Manajer Departemen Keuangan Global Ajinomoto.

Meski terkenal sebagai pembuat micin, Ajinomoto terbukti mampu masuk ke industri berteknologi tinggi dalam pembuatan chip.

Baca juga: Berapa Jumlah BUMN di China dan Mengapa Mereka Begitu Perkasa?

Bahkan, perusahaan ini memiliki keunggulan dengan pengalamannya sebagai produsen MSG, di mana dalam produksi chip di pabriknya, Ajinomoto juga mengandalkan teknologi asam amino yang juga dipakainya untuk membuat penyedap rasa. 

Meski untuk produksi chip semikonduktor terbilang baru, Ajinomoto sudah melakukan diversifikasi bisnisnya di luar segmen makanan sejak lama.

Bahkan bisnis non-makanan, diperkirakan sudah menyumbang pendapatan perusahaan lebih dari 40 persen, dengan kontribusi dari penjualan chip semikonduktor cukup signifikan. Lebih dari 60 persen penjualannya juga berasal dari luar negeri.

Meskipun bisnis makanan tengah lesu akibat melonjaknya harga bahan baku, Ajinomoto tetap mencatatkan untung besar dari segmen lainnya. Pada tahun berjalan, laba perusahaan sudah melonjak hingga 83 miliar yen.

Baca juga: Wacana KA Argo Parahyangan Dihapus demi Kereta Cepat

"Mereka memperkuat portofolio bisnis mereka dengan meninggalkan bisnis produk nutrisi hewan yang tidak menguntungkan," beber Satoshi Fujiwara, analis riset di Nomura Securities.

Ajinomoto sempat jaya-jayanya dengan mencapai rekor harga saham tertinggi pada tahun 1987, saat perusahaan tersebut baru saja meluncurkan obat antikanker Lentinan.

Obat ini bekerja dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang secara kebetulan langsung naik daun karena karena dirilis selama epidemi HIV AIDS.

Namun harga saham kemudian menurun, mencapai titik terendah pada 625 yen pada Maret 2009 akibat kemerosotan industri asam amino, Ajinomoto mengalami kerugian bersih untuk tahun fiskal 2008, ketika asam amino menyumbang sekitar 30 persen dari laba operasinya.

Baca juga: Apa yang Membuat Qatar Begitu Kaya Raya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com