Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham GOTO 7 Kali Berturut-turut Sentuh ARB sejak 28 November 2022

Kompas.com - 06/12/2022, 10:02 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali anjlok pada awal perdagangan Selasa (6/12/2022) hari ini. Lagi-lagi, saham GOTO langsung menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Melansir data RTI, setelah perdagangan dibuka, saham GOTO langsung merosot 6,50 persen ke posisi harga Rp 115. Ini lagi-lagi menjadi level terendah saham GOTO sejak melantai di bursa efek.

Saham emiten teknologi itu langsung menyentuh batas bawah perdagangan harian, setelah orderbook hanya menampilkan jumlah penawaran atau offer. Terpantau masih adal lebih dari 169 juta lot antrian jual dengan posisi harga Rp 115.

Baca juga: Papan Ekonomi Baru Meluncur, BUKA, GOTO, dan BELI Tak Lagi di Papan Utama

Seiring dengan terus merosotnya harga saham, kapitalisasi pasar GOTO kian menyusut. Pagi hari ini, kapitalisasi pasar perusahaan teknologi itu sebesar Rp 136,2 triliun.

Asal tahu saja, ini menjadi kali ketujuh secara berturut-turut saham GOTO menyentuh level ARB. Sejak 28 November lalu, saham GOTO terus ambles, imbas dari sentimen pembukaan lock up atau penguncian saham pra-IPO.

Baca juga: Saham GOTO Kembali Sentuh ARB, Kini Harganya Rp 123 Per Lembar

Sebelumnya Praktisi pasar modal sekaligus Founder WH-Project William Hartanto mengatakan, saham GOTO masih berpotensi melemah lebih jauh. Pasalnya, saat ini minat investor untuk menjual saham GOTO masih sangat tinggi, terlihat dari data orderbook yang ada.

"Setelah lock period berakhir maka pemegang saham yang sebelumnya dikunci akan melepas saham GOTO, pelemahan bisa berlanjut sampai penjualan ini berakhir," kata dia, kepada Kompas.com.

Baca juga: Gembok Dibuka, Saham GOTO Masih Menarik Dikoleksi?

Menurutnya, jika tidak terjadi pertemuan antara buyer seller, maka GOTO masih akan menurun dengan tingkat offer atau jual yang tebal. Oleh karenanya, koreksi saham teknologi itu diproyeksi terus berlanjut hingga muncul minat pembelian yang tinggi.

"Saran Saya tunggu penjualan yang offernya tebal itu menipis dulu karena itu tanda sudah ada yang beli sahamnya, dan secara teknikal akan lebih bagus jika tren sudah sideways," ujar dia.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com