Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Investasi terbaik saat resesi mungkin bukan seperti yang diharapkan para investor. Banyak investor membuat kesalahan menjadi lebih konservatif dengan meningkatkan eksposur ke aset yang mungkin menawarkan dana pengembalian yang lebih tinggi.
Alasannya sederhana: setelah saham jatuh, investor membayar harga lebih rendah untuk pertumbuhan bisnis tersebut di masa depan.
Sederhananya yaitu "beli rendah, jual tinggi" klasik yang diketahui semua orang, tetapi relatif sedikit yang dapat mempraktikkannya karena rasa takut begitu sering menghalangi kita selama penurunan pasar.
Joice Tauris Santi dan Djumyati Partawidjaja membahas tentang investasi apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi resesi di tahun 2023 dalam siniar CUAN episode “Ngerumpi CUAN: Peluang Investasi bisa Dimanfaatkan buat Antisipasi Resesi 2023” yang dapat diakses melalui dik.si/CUANPeluangInvest.
Selama resesi, nilai saham sering menurun. Secara teori, itu akan menjadi berita buruk untuk portofolio perekonomian yang ada.
Baca juga: Mana Lebih Baik: Manajemen Waktu atau Energi?
Terlebih lagi, nilai saham yang lebih rendah menawarkan peluang yang solid untuk berinvestasi dengan harga murah (secara relatif). Dengan demikian, berinvestasi selama resesi bisa menjadi ide yang bagus tetapi dengan beberapa catatan, sebagai berikut:
Tapi, jika akan berinvestasi selama resesi, kamu tidak bisa melakukannya. Semakin sering memeriksa investasi, semakin besar kemungkinan kamu merasa panik. Dan, saat panik, kamu berisiko membuat keputusan yang terburu-buru, seperti melepas saham.
Menurut Bank Rate, berikut empat peluang investasi yang bisa dilakukan saat resesi.
Saham, baik ETF atau reksa dana, adalah cara yang bagus untuk berinvestasi selama resesi.
Sebuah dana cenderung kurang stabil daripada portofolio beberapa saham, dan investor bertaruh lebih sedikit pada satu saham daripada pengembalian ekonomi dan kenaikan sentimen pasar.
Dan dana saham menawarkan potensi pengembalian jangka panjang yang tinggi jika kamu dapat mengatasi volatilitas jangka pendek.
Saham dividen berkualitas tinggi cenderung berfluktuasi lebih sedikit daripada jenis saham lainnya (saham pertumbuhan, misalnya), yang berarti portofolio kamu akan lebih sedikit memantul.
Mereka juga dapat menawarkan dividen tunai yang memastikan investor mendapatkan penghasilan sambil menunggu pasar berbalik.
Tidak merasa cukup berpengalaman untuk memilih saham dividen sendiri? Kamu bisa membeli dana saham dividen dan menikmati pengurangan risiko yang datang dengan diversifikasi dan tetap nikmati hasil dividen yang solid.
Baca juga: Pentingnya Mengontrol Ekspektasi Diri