Untuk itu, Sri Mulyani menilai penting agar carbon trade ini dipersiapkan secara matang, sehingga perdagangan karbon bisa di-organize, tracking, dan diturunkan dengan identifikasi daerah mana, sektor atau kegiatan apa yang berkontribusi menurunakn CO2.
“Kalkulasinya itu bisa diperdagangkan di dalam maupun luar negeri, tapi tidak bisa merugikan National Determine Contributor (NDC) kita,” tegasnya.
Sri mulyani mengatakan, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan untuk melakuakn transisi energi, minat dunia luar biasa. Hal ini terbukti dari, JETP yang diinisiasi AS, Jepang, dan negara-negara Eropa, yang mau berkomitmen 20 miliar dollar AS.
“Tapi ini nanti bergantung dari proyeknya, dan kita dengan ini nnti bergantung proyeknya, dan kita dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) akan menyiapkan bergabai proyek itu,” lanjut Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.