Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi EBT di Indonesia Dinilai Mampu Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan

Kompas.com - 23/12/2022, 11:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memperkirakan konsumsi listrik tahun depan bisa mencapai 283,12 TWh atau tumbuh 4,74 persen. Hal ini didukung pemulihan ekonomi di tahun ini dan kepercayaan publik terhadap perekonomian di tahun depan.

"Demand kelistrikan sempat anjlok bahkan minus karena dampak pandemi. Dengan berbagai best effort, demand kelistrikan ditingkatkan kembali, dan diperkirakan terus mengalami perbaikan seiring pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang," ujar Darmawan dalam siaran pers, Kamis (22/12/2022).

Darmawan mengatakan, isu transisi energi menjadi harapan baru bagi perekonomian tahun depan. Sebab, di tengah dunia berlomba mengurangi emisi dengan beralih ke energi yang ramah lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal menjadi ceruk bisnis baru di tahun depan.

"PLN menangkap isu transisi energi ini bukan sekedar tantangan tetapi justru menjadi peluang untuk membuat Indonesia lebih baik dan tumbuh ke depan," ujar Darmawan.

Darmawan mengatakan, tantangan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia adalah investasi yang besar. Untuk itu, PLN mengakselerasi pembangunan ekosistem transisi energi yang kondusif dan mengedepankan aspek inovasi serta efisiensi guna mencapai competitiveness.

Baca juga: Bangka Belitung Diyakini Jadi Pionir EBT dari Thorium

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menilai, isu transisi energi bukan hanya menjadi tantangan tetapi bisa menjadi salah satu peluang pertumbuhan ekonomi. Suahasil menilai, isu transisi energi dan misi pengurangan emisi karbon diprediksi akan menjadi agenda bersama dunia di tahun 2023.

"Pemerintah melihat potensi ini dan bersama PLN memetakan potensi pengembangan (EBT). PLN memiliki peran yang cukup signifikan untuk menjadi pionir di sektor transisi energi," ujar Suahasil.


Suahasil menjelaskan kunci dalam menghadapi tantangan perekonomian tahun depan adalah dengan memaksimalkan potensi dalam negeri. Selain itu, aspek yang paling penting dalam menghadapi ketidakpastian global adalah kolaborasi dan sinergi.

"Kita merespons dengan satu pembelajaran yang luar biasa yaitu perlunya sinergi semua pihak. Fiskal bukan hanya bekerja sama dengan moneter, kita bekerja sama dengan penegak hukum dan pemerintah daerah dalam segala aspek," ujar Suahasil.

Baca juga: Soal Transisi EBT, Erick Thohir: Kita Beda dengan Amerika, Eropa, dan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com