Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Outlook Ekonomi 2023

Kompas.com - 26/12/2022, 06:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA setiap bulan Desember biasanya pelaku ekonomi, dunia usaha atau pebisnis melakukan evaluasi tahun berjalan dan memperhitungkan prospek kedepan.

Demikian juga dengan Pemerintah dan Bank Indonesia, sesuai dengan tujuan masing-masing, mereka melakukan proyeksi perekonomian nasional untuk basis perhitungan APBN, kebijakan ekonomi makro, mikro, perdagangan, kebijakan sektoral dan kaitannya dengan indikator lain seperti kesejahteraan rakyat dan sosial.

Evaluasi secara umum dinyatakan bahwa tahun 2022 lebih baik dari tahun 2021. Penyebaran pandemi covid-19 sudah sangat menurun pada awal 2022 hingga saat ini.

PPKM sudah berada pada level terendah dan diharapkan mencapai bebas covid-19 pada 2023. Dua kali vaksin sudah disebarluaskan, plus booster. Bahkan saat ini penduduk usia 60 tahun keatas dapat memperoleh booster kedua.

Kinerja impresif perekonomian Indonesia juga terus dipertahankan sepanjang tahun 2022 dan didukung dengan faktor eksternal yang masih cukup aman.

Sektor keuangan masih tetap sehat, sehingga Indonesia tidak termasuk ke dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2022 tumbuh impresif 5,72 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diperkirakan di atas 5,2 persen, naik dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 3,69 persen.

Pada 2023, misalnya, Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2023 sebesar 5,3 persen. Proyeksi Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 pada kisaran 4,5 persen-5,3 persen. Dua-duanya masih sejalan.

Pemerintah menggunakan proyeksi tersebut sebagai asumsi dalam perhitungan APBN tahun berikutnya. Sementara Bank Indonesia menggunakan proyeksi tersebut untuk melakukan perhitungan inflasi dan besaran kebijakan moneter yang diperlukan untuk mencapai target makronya.

Di samping pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia juga memperkirakan proyeksi inflasi. Tahun 2023 inflasi yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran jangka menengah 3,0±1 persen.

Lembaga-lembaga internasional juga melakukukan proyeksi untuk keperluan perbandingan antar negara dan program-program terkait.

Tahun 2023, lembaga-lembaga internasional, seperti IMF, WB, ADB dan lembaga lainnya memperoyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada rentang antara 4,7 persen hingga 5,1 persen.

Meskipun di bawah proyeksi Pemerintah dan Bank Indonesia, pertumbuhan di kisaran 5 persen sudah dalam jalur yang benar dibandingkan dengan negara tetangga lainnya.

Ancaman Global

Tahun 2023 akan diperkirakan mulai datang badai resesi global. Inflasi global belum mereka, Inflasi di AS masih tinggi, suku bunga FFR tampaknya masih akan dinaikkkan awal 2023.

Kenaikan suku bunga di AS menjadi triger suku bunga di Indonesia dan emerging market yang lain ikut naik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com