Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Waspadai Potensi Melonjaknya Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 04/01/2023, 11:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mewaspadai potensi lonjakan harga minyak mentah dunia karena ketidakpastian global masih berlanjut.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan lonjakan harga minyak dunia bisa memengaruhi anggaran subsidi dan kompensasi energi pada 2023, serta bisa membuat harga bahan bakar minyak (BBM) naik.

"Kalau kita berbicara mengenai subsidi dan kompensasi ini kita berbicara pagu anggaran untuk satu tahun. Jadi kita perlu tetap mengamati secara cermat tapi juga tidak kemudian terlalu buru-buru merespons berbagai perubahan," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA, Selasa (3/1/2022).

Baca juga: Pertamax Turun, Cek Harga BBM di SPBU Pertamina, Vivo, BP-AKR, dan Shell

Saat ini, harga minyak dunia memang sedang mengalami penurunan. Misalnya arga minyak Brent yang sempat berada di puncak pada 2022 sebesar 126 dollar AS per barel menjadi 83,2 dollar AS di Desember 2022.h

Namun Kemenkeu juga mencermati tingkat konsumsi BBM di masyarakat. Pasalnya, saat harga BBM subsidi dinaikkan pada September 2022, ternyata tidak dapat menekan konsumsi BBM masyarakat.

Hal ini mengakibatkan realisasi subsidi dan kompensasi energi di APBN 2022 membengkak tiga kali lipat dari asumsi awal menjadi Rp 551,2 triliun.

"Kita lihat kemarin dengan kenaikan harga, ternyata konsumsi BBM tidak turun, kembali meningkat sampai kemudian melebihi pagu awal yang ada di APBN 2022," ucapnya.

Selain harga minyak mentah dunia dan konsumsi, Kemenkeu juga mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah yang dapat mempengaruhi harga BBM dan konsumsi masyarakat.

Baca juga: Harga Minyak Melambung, Subsidi dan Kompensasi Energi Tembus Rp 551,2 Triliun


Seperti diketahui, saat ini hampir semua mata uang di dunia mengalami depresiasi termasuk rupiah yang diakibatkan oleh penguatan dollar AS.

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan AS secara agresif. Kenaikan suku bunga acuan AS ini diprediksi akan berlanjut di 2023 sehingga nilai tukar rupiah berpeluang melemah.

"Ini semua tentunya akan memengaruhi besaran subsidi dan kompensasi di tahun 2023 ini dan kemudian juga akan memengaruhi apakah harga BBM bersubsidi itu kemudian perlu disesuaikan atau tidak," tukasnya.

Baca juga: Tarif Listrik Non-subsidi Tidak Naik pada Kuartal I-2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com