Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Waspadai Kenaikan Kasus Covid-19 di China

Kompas.com - 25/01/2023, 17:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mewaspadai kondisi China yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah negara itu menghapus kebijakan nol-Covid pada 7 Desember 2022 lalu. Hal ini mengingat China merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Kemenkeu Rahadian Zulfadin mengatakan, pencabutan kebijakan nol-Covid China tentunya diharapkan oleh banyak pihak bisa berdampak positif pada perekonomian global, termasuk Indonesia.

Namun, di sisi lain, imbas pelonggaran membuat terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di China. Kondisi itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi aktivitas ekonomi China jika pemerintah Tirai Bambu itu tidak mampu mengatasi.

Baca juga: Sandiaga Uno Targetkan 255.300 Wisatawan Asal China Datang ke Indonesia di 2023

"Hanya satu terkait pandemi ini yang masih harus kita waspadai, yaitu apa yang terjadi di China. Beberapa minggu lalu pemerintah China mengakhiri kebijakan nol-Covid, setelah itu kasus Covid melonjak sangat tinggi, termasuk kasus kematiannya," ungkap dia dalam webinar 'Economic and Taxation Outlook 2023', Rabu (25/1/2023).

Ia menuturkan, lonjakan kasus Covid-19 di China menimbulkan kekhawatiran terkait penanganannya, terlebih daya tampung dari sistem kesehatan negara itu. Jika aktivitas ekonomi China menjadi terganggu akibat peningkatan kasus yang tak terkendali, maka bisa berdampak pada perekonomian global, khususnya Indonesia.

China merupakan mitra dagang utama Indonesia baik dalam hal ekspor dan impor, maupun dalam hal investasi langsung (foreign direct investment/FDI). Oleh sebab itu, situasi yang terjadi di China bisa berimbas ke ekonomi nasional.

"Jadi kita masih menunggu dalam 2-4 minggu ke depan, seperti apa penanganan pandemi dengan kenaikan kasus yang sangat tinggi di China," kata Rahadian.

Dia mengatakan, kasus penularan Covid-19 di China memberikan pengalaman buruk bagi dunia. Pandemi telah menghancurkan perekonomian global dalam beberapa tahun terakhir, yang efeknya masih dirasakan hingga saat ini.

Bukan hanya menelan jutaan korban jiwa di seluruh dunia, pandemi membuat banyak pelaku usaha yang mengalami kerugian dan masyarakat yang kehilangan penghasilan. Di sisi lain, banyak negara yang kondisi fiskalnya menjadi terganggu karena upaya penanganan Covid-19.

"Dampak negatif dari pandemi belum bisa ditinggalkan. Scaring effect masih terjadi baik dari sisi rumah tangga maupun perusahaan dan perekonomian," ucapnya.

"Banyak negara juga yang di masa pandemi mengeluarkan stimulus fiskal sangat besar, sehingga rasio utangnya menjadi meningkat, menimbulkan ruang kebijakan fiskal menjadi sempit," tambah Rahadian.

Ia pun berharap pemerintah China bisa mengatasi lonjakan kasus Covid-19 tersebut, sehingga aktivitas ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu bisa kembali normal, serta berdampak positif bagi perekonomian global.

"Mudah-mudahan pemerintah China bisa mengatasi kenaikan kasus yang sangat besar, sehingga kita bisa berharap ekonomi China yang sangat besar itu bisa aktif kembali dan menjadi faktor positif bagi ekonomi global," tutup dia.

Baca juga: Pelonggaran Covid-19 di China, Bank Mandiri: Berdampak Positif untuk Ekonomi Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com