Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pemerintah Bakal Setop Ekspor Tembaga, Bagaimana Nasib Freeport?

Kompas.com - 31/01/2023, 12:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan menyetop ekspor tembaga pada Juli 2023. Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan penyetopan ekspor bahan mentah bauksit.

"Yang pertama kan kami akan menyetop ekspor bauksit dan Bapak Presiden sudah mengumumkan itu. Realisasinya adalah kami mencari investasi yang bagaimana memberikan nilai tambah pada bahan baku bauksit. Kedua tembaga, yang sebentar lagi kan bulan Juli setop (ekspor) secara undang-undang," ujarnya dalam video di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Pemerintah menyadari kebijakan penghentian ekspor tembaga bisa berdampak besar kepada perusahaan tambang, di antaranya PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Baca juga: Jokowi Mau Setop Ekspor Tembaga, Ini Alasannya

Hal itu lantaran pembangunan pabrik pengolahan bahan mentah tambang (smelter) milik perusahaan tersebut belum rampung.

Oleh karena itu, pemerintah tengah mencari solusi agar perusahaan-perusahaan tambang tersebut tetap bisa menjaga kesinambungan kegiatan operasi penambangan.

"Kami lagi mencari formulasinya bagaimana terkait smelter-smelter yang belum selesai. Contoh di NTB (Amman Mineral) sama di Freeport, nah ini kami cari lagi formulasinya," kata Bahlil.

Baca juga: Lepas 8.600 Ton Konsentrat Tembaga Milik Freeport, Bahlil: Harapannya agar Multiplier Effects


Bahlil mengatakan, kebijakan penghentian ekspor nikel, bauksit, dan tembaga merupakan upaya pemerintah menjadikan Indonesia menjadi negara maju melalui hilirisasi.

"Tapi, intinya negara harus konsisten untuk membangun hilirisasi, enggak boleh ada gerakan-gerakan tambahan. Kita sudah harus sadar secara kolektif bahwa hilirisasi adalah instrumen untuk Indonesia menuju dari negara-negara berkembang menjadi negara maju," ujarnya.

Baca juga: Freeport Siap Operasikan Smelter Baru di Gresik Mei 2024

Mantan Ketua Umum Hipmi sadar bahwa kebijakan pemerintah tersebut bakal ditentang kalangan pelaku usaha. Namun, pemerintah tetap menjalankan hilirisasi agar Indonesia menjadi negara maju.

"Saya tahu pasti ada yang kurang berkenan dengan hal ini karena saya mantan pengusaha. Ekspor barang mentah itu pendapatannya cepat, tapi kalau bangun hilirisasi butuh capex (belanja modal). Ini bukan persoalan Bahlil, bukan persoalan Presiden atau bukan persoalan Pak Didi (Peneliti Indef), ini persoalan rakyat bangsa dan negara dan kedaulatan negara kita," ucap Bahlil.

Baca juga: Apa Kabar MIND ID Setelah 2 Tahun Kuasai Saham Freeport?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+