Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Low Tuck Kwong, Pengusaha Batu Bara dengan Nilai Kekayaan Rp 401 Triliun

Kompas.com - 07/02/2023, 13:02 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Low Tuck Kwong, pengusaha batu bara sekaligus pendiri dari Bayan Resources mencatatkan nilai kekayaan sebesar Rp 401 triliun atau 26,6 miliar dollar AS. Melansir Real Time Billionaires Forbes, Low Tuck Kwong menempati posisi pertama dari daftar 10 orang terkaya di Indonesia.

Dengan nilai kekayaan tersebut, Low Tuck Kwong menduduki posisi ke 55 sebagai orang terkaya di seluruh dunia. Low Tuck Kwong merupakan pria kelahiran Singapura 75 tahun yang lalu. Low Tuck Kwong mengawali karirnya dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya.

Ia memutuskan hijrah ke Indonesia pada tahun 1972, dan mendirikan perusahaan kontruksi dengan nama PT Jaya Sumpiles Indonesia. Perusahaan tersebut kemudian bertransformasi menjadi perusahaan penambangan batu bara pada tahun 1988.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia Pekan Ini, Kekayaan Low Tuck Kwong Turun Rp 31,46 Triliun

Low Tuck Kwong berganti kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia pada tahun 1992 dan di tahun 1997 membeli tambang batu bara pertama melalui PT Gunungbayan Pratamacoal. Melalui PT Dermaga Perkasapratama, Low Tuck Kwong mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan.

Low Tuck Kwong berhasil menggeser posisi Bos Djarum, Budi Hartono yang menempati posisi kedua sebagai orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan 22,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 348,4 triliun.

Di posisi selanjutnya ada Michael Hartono dengan kekayaan 21,5 miliar dollar AS atau Rp 335,8 triliun. Melesatnya kekayaan Low Tuck Kwong terjadi sejak awal tahun ini yang selaras dengan kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN).

Baca juga: Low Tuck Kwong Kembali Borong Saham BYAN, Kali Ini Capai Rp 47,52 Miliar


Baru-baru ini, Low Tuck Kwong menambah kepemilikan saham BYAN. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Low Tuck Kwong membeli 387.900 saham BYAN pada periode 19-23 Desember 2022.

Adapun aksi akumulasi tersebut mencapai sekitar Rp 6,58 miliar. Dengan transaksi beli itu, kepemilikan saham BYAN Low Tuck Kwong bertambah, dari 20.312.387.470 menjadi 20.312.775.370 atau setara 60,94 persen.

Di luar bisnis batu bara, Low Tuck Kwong saat ini juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy. Sebelumnya, perusahaan itu dikenal sebagai Manhattan Resources.

Baca juga: Kekayaan Low Tuck Kwong Bertambah Tembus Rp 457 Triliun, Makin Tinggalkan Hartono Bersaudara

Low juga mendukung SEAX Global, yang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

SEAX Global (Super Sea Cable Networks) merupakan perusahaan penyedia infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika, serta konektivitas yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini fokus pada penyediaan solusi konektivitas regional Pop to Pop (Point of Presence).

Baca juga: Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Kekayaan Low Tuck Kwong Ditopang Saham BYAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com