Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi 2023?

Kompas.com - 13/02/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEREKONOMIAN Indonesia sedang dalam jalur pemulihan ekonomi, bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi sebelum Covid-19. Perekonomian Indonesia tumbuh 5,31 persen pada tahun 2022 dari tahun sebelumnya.

Perekonomian Indonesia diyakini sedang kembali ke jalur pertumbuhan ekonomi pra-pandemi, setelah pelonggaran pembatasan Covid-19 dan terlihat bisnis retail kembali bergeliat.

Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto tahun lalu merupakan yang tertinggi dalam sembilan tahun terakhir dan meningkat dari 3,69 persen pada tahun 2021.

Pemerintah sebelumnya telah memperkirakan pertumbuhan sebesar 5,2 persen untuk tahun 2022.

Konsumsi rumah tangga tahunan, yang merupakan lebih dari setengah PDB Indonesia, tumbuh 4,93 persen, naik dua kali lipat dari 2,02 persen pada tahun 2021.

Setelah memastikan bahwa kasus Covid-19 harian telah turun, pemerintah menghapus pembatasan tahun lalu, meningkatkan konsumsi rumah tangga.

"Sumber pertumbuhan dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga," kata Margo Yuwono, Kepala Badan Pusat Statistik kepada wartawan dalam jumpa pers.

Ia menambahkan, "Peningkatan pendapatan mendorong konsumsi di sektor transportasi, komunikasi, dan restoran-hotel."

Indonesia sebagai negara kaya sumber daya, pemasok utama batu bara, CPO atau kepala sawit, dan nikel, juga menikmati kenaikan harga komoditas di tengah perang Ukraina-Rusia. Ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 16,28 persen di antara segmen pengeluaran.

BPS juga mencatat lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara juga menjadi pendorong pertumbuhan ekspor jasa.

Pertumbuhan tertinggi pada sisi produksi adalah sektor industri pengangkutan dan pergudangan sebesar 19,87 persen.

PDB kuartal keempat negara itu, juga dirilis pada hari Senin, menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 5,01 persen, melambat dari 5,72 persen pada kuartal ketiga.

Meskipun demikian, angka ini lebih tinggi dari perkiraan rata-rata 4,84 persen tahun-ke-tahun oleh 21 ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Pertumbuhan ekonomi negara tetangga

Namun jangan berbahagia dahulu, karena beberapa negara tetangga tumbuh lebih tinggi di tahun 2022.

Produk domestik bruto (PDB) Malaysia diproyeksikan mencapai 8,4 persen pada 2022 dibandingkan dengan 3,1 persen pada 2021, menandai pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara Asean, menurut Bank Islam Malaysia Bhd.

Disusul dengan Vietnam. Vietnam mencatat pemulihan ekonomi yang solid pada 2022, dengan produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 8 persen, laju tercepat dalam 25 tahun.

Kemudian Filipina. Perekonomian Filipina meningkat sebesar 7,6 persen pada tahun 2022 setelah mencatat 7,2 persen pada kuartal keempat, lebih tinggi di antara rata-rata negara-negara berkembang di kawasan Asean, Otoritas Statistik Filipina (PSA) telah mengumumkan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Thailand dan Singapura. Perekonomian Thailand diproyeksikan tumbuh sebesar 3,4 persen pada 2022.

Sementara pertumbuhan ekonomi di Singapura tumbuh 3,8 persen tahun lalu. Hal ini didorong pencabutan pembatasan perbatasan Covid-19 dan kembalinya investor portfolio global ke pusat keuangan Asia tersebut.

Bagaimana proyeksi 2023?

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,3 persen untuk tahun 2023.

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam pemutakhiran World Economic Outlook (WE) pada bulan Januari 2023, juga memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,8 persen pada tahun 2023, menurun dibanding tahun 2022.

Perkiraannya bahwa konsumsi akan tumbuh lebih lambat karena kenaikan suku bunga dapat memengaruhi perilaku konsumen.

Investasi juga diperkirakan akan tumbuh lebih lambat, terutama investasi non-bangunan, karena basis yang tinggi setahun sebelumnya, ditambah dengan global perlambatan ekonomi.

IMF juga mencatat bahwa investasi langsung asing kemungkinan akan melambat pada kuartal menjelang pemilihan presiden yang ditetapkan pada Februari 2024.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) pada Januari 2023, Dana Moneter Internasional atau IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat dari 5,3 persen pada 2022 menjadi 4,8 persen pada 2023.

IMF juga memprediksi perlambatan ekonomi bakal terjadi di negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina.

Sementara itu, pertumbuhan Thailand dan Singapura diramalkan rebound dari realisasi pertumbuhan rendah tahun 2022.

Ada dua pelajaran penting dari realisasi pertumbuhan ekonomi 2022 buat Indonesia. Pertama, Indonesia berada di tengah-tengah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

Kedua, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 berbasis pada pemulihan dari sisi daya beli masyarakat dalam berkonsumsi.

Secara teoritis kondisi ini belum akan berkelanjutan. Ekonomi akan tumbuh kuat dalam jangka menengah panjang apabila ditopang dengan dorongan dari investasi.

Apalagi dalam situasi inflasi global tahun 2023 yang terus mengancam, kekuatan konsumsi rumah tangga akan mudah tergerus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com