Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telan Dana Rp 40 Triliun, PLTA Mentarang Induk Ditargetkan Beroperasi pada 2030

Kompas.com - 01/03/2023, 15:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

TARAKAN, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, nilai investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Mentarang Induk yang ada di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, ini mencapai Rp 40 triliun.

PLTA Mentarang Induk yang dikelola PT Kayan Hydropower Nusantara tersebut merupakan konsorsium atau bisnis patungan oleh beberapa pengusaha antara Indonesia dengan Malaysia. Oleh sebab itu, lanjut presiden, pemerintah sangat mendukung pekerjaan proyek PLTA Mentarang Induk agar mampu menciptakan energi hijau terbesar di dunia.

"Ini bukan pekerjaan yang mudah dan membutuhkan anggaran biaya yang tidak kecil 2,6 miliar Dolar AS, kalau dirupiahkan kira-kira Rp 40 triliun, sebuah nilai yang sangat besar sekali. Diharapkan ada transformasi ekonomi Indonesia menuju ekonomi hijau yang memiliki kekuatan besar," ujar Jokowi dalam agenda peletakan batu pertama PLTA di Malinau, Rabu (1/3/2023).

Baca juga: Cek Langsung Izin Pembangunan Kawasan KIPI, Jokowi: Tidak Ada Masalah, Semua Beres

Jokowi menjelaskan, PLTA Mentarang Induk akan mulai beroperasi pada 7 tahun mendatang. Diharapkan PLTA tersebut bisa memberikan dampak tidak hanya di Kaltara, tetapi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.

"Yang saya lebih senang karena ini dikerjakan oleh konsorsium Indonesia dan Malaysia, menunjukkan bahwa kita sebagai saudara serumpun betul-betul bisa bekerja sama dengan baik," tutur Jokowi.

"Dan, kita harapkan nanti tujuh tahun lagi. Tujuh tahun, Pak, ya selesai? Tujuh tahun akan selesai dan kita harapkan betul-betul memberikan manfaat kepada Kabupaten Malinau, kepada Provinsi Kalimantan Utara, dan kepada seluruh rakyat kita Indonesia," sambungnya.

Mantan Wali Kota Solo ini kembali menjelaskan, PLTA Mentarang Induk akan terintegrasi dengan Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang terletak di Kabupaten Bulungan, provinsi yang sama.

Baca juga: Jokowi Targetkan di 2027 Tiga Jenis Pembangunan Industri di KIPI Selesai

"Ini PLTA yang terintegerasi dengan kawasan industri hijau di KIPI Bulungan, yang nantinya produk-produk yang dihasilkan karena energinya hijau. Produk yang emisinya rendah. Produk-produk yang memiliki harga premium tapi kompetitif. Karena energinya dari energi hijau Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau," kata Jokowi.

Menurut presiden, pengerjaan integrasi PLTA Mentarang Induk Malinau ke KIPI Bulungan bukan hal yang mudah. Lantaran harus menyambung dengan jarak sekitar 300 kilometer.

"Apa yang ingin kita harapkan dari kawasan yang terintegerasi dari Mentarang kemudian disambungkan dengan yang ada Bulungan, 300an kilometer disambungkan oleh transmisi, ini bukan pekerjaan yang mudah," lanjutnya.

Selain itu, di KIPI Bulungan akan berdiri industri baterai kendaraan listrik, industri alumunium, serta petrokimia. Malah di sana, juga diwacanakan menjadi pusat pabrik pembuatan kendaraan listrik.

"Karena yang dibangun di Kawasan Industrial Park Indonesia yang di Bulungan itu nanti ada EV battery. Baterai untuk kendaraan listrik plus mobil listriknya ada di sana nanti. Yang kedua, industri alumunium akan dibangun di KIPI nanti. Alumuniumnya alumunium hijau karena dari energi hijau. Ketiga, petrokimia yang juga semuanya segera dimulai," papar Jokowi.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Jokowi Pastikan Harga dan Stok Pangan di Pasar Kaltara Tak Ada Masalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com