Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Pasca-Kebangkrutan Silicon Valley Bank

Kompas.com - 20/03/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEBANGKRUTAN Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat merupakan peristiwa tragis dan mengejutkan. Bailout kepada para deposannya menjadi titik balik.

Alasan "Too Big To Fail" bagi Silicon Valley akan bergema pada tahun-tahun mendatang, dan membawa tantangan baru yang signifikan bagi industri startup, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dunia startup dan modal ventura telah mengalami kondisi buruk menjadi lebih buruk. Setelah satu tahun pergolakan — anjloknya valuasi saham, terjadi merger dan akuisisi, IPO yang tidak aktif, dan PHK besar-besaran — industri digital sekarang kehilangan institusi primadona yang hampir memicu kepanikan keuangan nasional.

Harus diakui adanya peran besar yang dimainkan Silicon Valley Bank dalam ekosistem startup. Runtuhnya pilar bank startup tersebut ini disesali oleh para investor yang dulu meyakini bahwa SVB adalah mitra bisnis paling penting di Silicon Valley selama 40 tahun terakhir.

Sementara bank lain menghindari bekerja sama dengan perusahaan startup, tetapi SVB telah menjadikan perusahaan ini sebagai target pelanggannya, menyediakan layanan perbankan penting serta memberikan pinjaman usaha dan jenis kredit lainnya.

Sebelum kebangkrutrannya, SVB telah menggerakkan sekitar setengah dari semua perusahaan startup di AS.

Para bankir SVB mengenal perusahaan-perusahaan ini secara pribadi, dan jika mereka mendapat masalah, SVB selalu mencoba mencari cara untuk membantu, bahkan jika itu harus melanggar persyaratan pinjaman mereka.

Dalam waktu dekat, hilangnya SVB berarti dunia startup yang selama ini berputar menjadi sedikit lebih dingin.

Pertama dan terpenting, ini berarti bahwa startup kehilangan mitra utama dan sumber modal karena lingkungan penggalangan dana semakin sulit.

SVB adalah penerbit utang ventura terbesar di ekosistem startup. Orang-orang di luar industri teknologi mungkin tidak menyadarinya, tetapi banyak startup akan mengambil pinjaman setelah mereka mengumpulkan modal ekuitas. Dan mereka sering pergi ke SVB untuk mendapatkan pinjaman itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+