Jika kondisi ekonomi sedang memburuk, saham akan berada di chart yang rendah sehingga sangat memungkinkan untuk membelinya. Sebaliknya, jika kondisi ekonomi sedang membaik dan nilai saham meningkat, kita perlu menjualnya.
Baca juga: Investasi untuk Fresh Graduates yang Merantau
Hal ini yang membuat saham siklikal cenderung tidak stabil dibandingkan saham nonsiklis atau defensif. Meski begitu, saham jenis ini menawarkan potensi pertumbuhan yang lebih besar karena akan berada di puncak selama ekonomi menguat.
Jadi, saham jenis ini tidak cocok jika kita ingin berinvestasi dalam jangka panjang sebab harus sering memperhatikan grafik saham.
Sementara itu, investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang dengan volatilitas terkelola cenderung menyeimbangkan portofolio mereka dengan campuran saham siklikal dan defensif.
Lantas, apakah ada saham lainnya yang kini banyak diminati orang untuk berinvestasi?
Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar CUAN episode “Saham Naik Double, Rekomendasi Saham yang Jadi Top Picks” dengan tautan akses dik.si/CUANSahamTop.
Di sana, ada banyak pula informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.