Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Pokok Naik Jelang Ramadhan, Bapanas: Kita Tak Punya Cadangan Pangan

Kompas.com - 21/03/2023, 16:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengatakan, salah satu penyebab harga bahan pokok terus mengalami kenaikan menjelang Ramadhan karena pemerintah tak memiliki cadangan pangan.

Arief mengatakan, hingga saat ini, Indonesia belum memiliki cadangan pangan, sehingga kenaikan harga bahan pokok tak bisa dihindari.

"Jadi kalau kenapa setiap tahun seperti itu (harga bahan pokok naik) ya karena kita enggak punya cadangan pangan pemerintah. Enggak ada cadangan pangan sehingga itu yang jadi urgent bagi kita," kata Arief di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/3/2023).

Baca juga: Bapanas: 60.000 Ton Beras akan Masuk ke Bulog Jelang Lebaran 2023

Arief mengatakan, pemerintah kini tengah menyiapkan cadangan pangan.

Ia mengatakan, cadangan pangan ini didukung dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Namun, kata Arief, implementasi aturan ini masih perlu dikoordinasikan dengan Kementerian/Lembaga.

"Masih perlu harmonisasi dengan Kementerian lain untuk pendanaan dan lain-lain. Jadi selama kita tidak punya cadangan," ujarnya.

Lebih lanjut, ia yakin cadangan pangan pemerintah nantinya mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar.

Ia mencontohkan, jika masyarakat membutuhkan bahan pokok jenis A selama 3 bulan, pemerintah melalui cadangan pangan sudah menyiapkan stok lebih banyak.

"Sehingga harga (pangan) 3 bulan itu bisa flat. Kalaupun ada ya paling bunga 0,5 sampai 1 persen," ucap dia.

Baca juga: Pemerintah Jamin Pasokan dan Harga Pangan Stabil Jelang Ramadhan dan Lebaran

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) merasa khawatir dengan perkembangan harga komoditas pangan menjelang Ramadhan dan Lebaran 2023.

"Perkembangan harga-harga, saya terus terang menjelang Lebaran ini agak khawatir juga, biasanya perasannya enggak ada, tapi ini ada," kata Zulkifli dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Zulhas mengatakan, meski data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi mengalami penurunan pada Februari 2023, namun, kekhawatiran terkait kenaikan harga pangan itu masih ada.

Ia mengatakan, salah satu komoditas pangan yang menyumbang inflasi adalah beras.

"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik," ujarnya.

"Harga gabah di pasar sekarang sudah tembus Rp 6.000, itu saja belum tentu dapat. Kalau beras medium di tingkat pabrik itu sudah di atas Rp 9.000," sambungnya.

Zulhas menambahkan, saat ini, stok beras di Bulog hanya sekitar 300.000 ton. Karenanya, kata dia, Presiden Joko Widodo akan menyiapkan impor beras sebanyak 500.000 ton.

"Walaupun berat, saya ini sebenarnya enggak setuju impor-impor itu tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500.000 ton tapi kapan diperlukan, karena sekarang lagi panen raya," ucap dia.

Baca juga: Bapanas: Penetapan HPP dan HET Beras Terbaru untuk Jaga Stabilitas Harga

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ini Sederet Kelebihan KBstar, Mobile Banking Serbabisa dari Bank KB Bukopin

Ini Sederet Kelebihan KBstar, Mobile Banking Serbabisa dari Bank KB Bukopin

BrandzView
Kisah Inspiratif Sido Muncul, Dapat Untung Usai Iklankan Anna Maria dan Mbah Maridjan

Kisah Inspiratif Sido Muncul, Dapat Untung Usai Iklankan Anna Maria dan Mbah Maridjan

BrandzView
Pemerintah Andalkan APBN untuk Jaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Pemerintah Andalkan APBN untuk Jaga Inflasi dan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Mau Digugat Terkait Utang Rafaksi Minyak Goreng, Kemendag: Kami Ikuti Proses Hukumnya

Mau Digugat Terkait Utang Rafaksi Minyak Goreng, Kemendag: Kami Ikuti Proses Hukumnya

Whats New
Perkuat Transformasi Digital, LinkAja Gandeng Indolima

Perkuat Transformasi Digital, LinkAja Gandeng Indolima

Rilis
Nilai Transaksi Kripto Merosot, tapi Jumlah Investor Naik

Nilai Transaksi Kripto Merosot, tapi Jumlah Investor Naik

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Stagnan

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Stagnan

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 61 Dibuka, Penerima Bakal Kantongi Rp 4,2 Juta

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 61 Dibuka, Penerima Bakal Kantongi Rp 4,2 Juta

Work Smart
Gencar Lakukan Transformasi Digital, Kimia Farma Apotek Raih Peringkat Pertama pada Tokopedia Top Seller Fest 2023

Gencar Lakukan Transformasi Digital, Kimia Farma Apotek Raih Peringkat Pertama pada Tokopedia Top Seller Fest 2023

Whats New
Survei Visa: 67 Persen Orang Indonesia Sudah Mencoba Transaksi Nontunai

Survei Visa: 67 Persen Orang Indonesia Sudah Mencoba Transaksi Nontunai

Whats New
PLN Gandeng Perusahaan Energi UEA untuk Ekspansi PLTS Terapung Cirata

PLN Gandeng Perusahaan Energi UEA untuk Ekspansi PLTS Terapung Cirata

Whats New
Ngos-ngosan Bangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Mau Lanjut Surabaya?

Ngos-ngosan Bangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Mau Lanjut Surabaya?

Whats New
Tinjau IKN, Sri Mulyani: Pembangunannya Sudah Mulai Terlihat Secara Fisik

Tinjau IKN, Sri Mulyani: Pembangunannya Sudah Mulai Terlihat Secara Fisik

Whats New
Debt Collector Pinjol akan Sulit Dapat Kerja jika Terbukti Melanggar Kode Etik

Debt Collector Pinjol akan Sulit Dapat Kerja jika Terbukti Melanggar Kode Etik

Whats New
Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Jadi 30 Persen, Ada Apa?

Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga Jadi 30 Persen, Ada Apa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com