NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik tipis pada akhir perdagangan Selasa (28/3/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Kenaikan masih dipengaruhi risiko gangguan pasokan dari Kurdistan Irak dan meredanya kekhawatiran terhadap sektor perbankan.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 0,79 persen atau 62 sen AS menjadi sebesar 78,74 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,71 persen atau 0,52 dollar AS menjadi di level 73,31 dollar AS per barrel.
Kenaikan tipis itu melanjutkan penguatan pada perdagangan hari sebelumnya yang naik sekitar 4-5 persen atau lebih dari 3 dollar AS per barrel.
Baca juga: Menilik Masa Depan Subsidi dan Kompensasi BBM lewat Penguatan Regulasi
Harga minyak mentah terkerek usai Irak memenangkan kasus arbitrase internasional, yang bakal membuat berhentinya ekspor minyak mentah dari wilayah semi-otonom Kurdi sebanyak 450.000 barrel per hari (bpd), atau sekitar setengah persen pasokan minyak global.
Kini pengiriman minyak dari wilayah semi-otonom Kurdi perlu mendapatkan persetujuan Irak. Kondisi tersebut bisa memaksa pemotongan produksi minyak di wilayah semi-otonom Kurdi.
Di sisi lain, adanya harapan pemulihan sektor perbankan membuat kekhawatiran pasar mereda.
Pada Senin kemarin, First Citizens BancShares Inc dilaporkan bakal membeli simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank (SVB), menutup satu bab dalam krisis kepercayaan yang telah mengguncang pasar keuangan sejak SVB dinyatakan kolaps dua minggu lalu.
Baca juga: Kapal Pengangkut Pertalite Terbakar, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Lombok-Bali Aman
"Kekhawatiran atas masalah perbankan telah mereda untuk sementara menghilangkan ekspektasi resesi," kata Konsultan Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Ritterbusch menyebut, pelemahan dollar AS turut mempengaruhi kenaikan harga minyak dunia. Permintaan jadi meningkat sebab pelemahan dollar AS membuat harga minyak mentah menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang launnya.
Harga minyak mentah juga dipengaruhi ekspetasi permintaan yang kuat dari China, negara importir minyak terbesar di dunia. Impor minyak mentah China diperkirakan meningkat 6,2 persen menjadi 540 juta ton barrel di 2023, menurut perkiraan tahunan oleh unit penelitian China National Petroleum Corp.
Baca juga: BPH Migas Pastikan Penyaluran BBM Bersubsidi di NTT Tepat Sasaran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.