Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Cerita Kegigihan Pedagang Daster Asal Kabupaten Batang yang Berhasil Ekspor Ribuan Produk ke Singapura

Kompas.com - 30/03/2023, 14:00 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal daster? Pakaian yang satu ini menjadi favorit perempuan Tanah Air saat beraktivitas di dalam rumah. Pasalnya, desain dan bahannya yang sejuk sangat cocok dikenakan di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

Faktanya, pakaian yang dibanderol mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 100.000 tersebut turut menjadi incaran warga internasional, seperti Malaysia dan Singapura.

Pemilik toko daster batik Fulaizah, Muhammad Slamet Mulya Ainul Yaqin, menjadi salah satu pengusaha yang berhasil mengekspor daster ke kancah dunia. 

Bermula dari produksi skala rumahan untuk dijual ke berbagai kota di Indonesia, pria asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini mengaku kaget karena produk buatannya menjadi buruan masyarakat di luar negeri.

Perjalanan Mulya bermula dari kegigihannya mencoba peruntungan menjadi reseller batik via online di e-commerce karena melihat kesuksesan orangtua temannya dalam bidang tersebut.

“Awalnya, saya hanya bermimpi bisa menjadi penjual di Pasar Banjarsari. Ternyata, sekarang saya bisa ekspor hasil karya sendiri ke luar negeri. Berjualan merupakan mimpi saya sejak SMA. Saat berumur 19 tahun, saya berjualan asinan menggunakan gerobak. Lalu, saya mencoba (pekerjaan) sampingan menjadi reseller online selama tiga tahun,” kisah Mulya pada Kompas.com, Kamis (30/3/2023).

Setelah tiga tahun menggeluti reseller batik secara online, Mulya mulai belajar memproduksi produk secara mandiri pada 2019.

“Tantangannya, saat itu, terdapat banyak seller batik online seperti saya dari daerah sekitar mulai bermunculan. Saya lihat, motif dan pola yang beredar masih monoton,” ujarnya.

Tanpa berbekal pengalaman membatik, lanjutnya, ia pun bergerilya menimba ilmu dari teman-teman seperjuangannya. Bahkan, ia blusukan ke penjahit yang ada di sekitar Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan untuk mendapat inspirasi motif dan pola baru.

Dari kegigihan tersebut, produk daster dari toko Fulaizah milik Mulya berhasil menembus pasar Malaysia dan Singapura dan laku keras.

Tangkapan layar akun Twitter @txtdariolshop. Tangkapan layar akun Twitter @txtdariolshop.

 

Bahkan, dilansir dari akun Twitter @txtdariolshop, ada lebih dari 1.200 daster jualannya yang telah dibeli pelanggan Malaysia  lewat e-commerce Shopee. Platform satu ini menawarkan program ekspor ekspor gratis bagi penjual. 

Kini, Mulya sudah bekerja sama dengan 5 pabrikan daster di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, untuk memenuhi pesanan dalam negeri yang berkisar 2.000 daster batik per hari. Usaha kecilnya pun kini menjadi tumpuan besar bagi belasan karyawan yang ia berdayakan.

“Selain ikhtiar, kami juga harus perhatikan kualitas. Kami juga menggunakan keyword yang sesuai di negara tersebut (Sebagai strategipemasaran). Sebagai contoh, (kami pakai keyword) daster menjadi dress atau night gown. Jangan lupa pula mengatur promosi di toko online, seperti Shopee, dengan baik. Hal ini agar produk terlihat lebih menarik di halaman pencarian,” jelasnya.

Masa depan ekspor bagi UMKM

Tak dimungkiri, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti toko Fulaizah milik Mulya merupakan salah satu mesin penggerak perekonomian nasional.

Dilansir dari situs web Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa UMKM berkontribusi terhadap 60,51 persen produk domestik bruto (PDB) dan mampu menyerap hampir 96,92 persen dari total tenaga kerja nasional.

Selain di Tanah Air, UMKM pun memiliki potensi yang besar untuk melakukan perluasan pasar melalui program ekspor.

Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperkirakan nilai ekspor produk ekonomi kreatif dari UMKM, bisa menembus 26,46 miliar dollar AS atau Rp 397,98 triliun pada 2023.

Terkait ekspor sendiri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 tahun 2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PSME) yang dijanjikan bisa melindungi UMKM dari gempuran produk asing.

Salah satu revisi aturan yang dicanangkan adalah pembatasan harga barang minimum produk cross border atau impor. Adapun batas produk impor yang bisa masuk ke Indonesia adalah senilai di bawah 100 dollar AS atau sekitar Rp 1,5 juta.

Perwakilan idEA, Bima Laga, turut menyetujui revisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020 apabila  bertujuan untuk melindungi pelaku UMKM Tanah Air yang go digital. 

Revisi tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat mendukung persaingan yang adil dan sejajar dalam ekosistem digital di Tanah Air melalui aturan terkait praktik impor yang saat ini dinilai belum diregulasi. Keadaan ini pun disinyalir dapat menekan daya saing produk dalam negeri.

“Misalnya, terkait de minimis atau batas minimum. De minimis di Indonesia tergolong paling rendah se-Asia Tenggara, yakni 5 dollar AS. Jadi, (apabila masyarakat) membeli barang sehara lebih dari 5 dollar AS, sudah dikenai pajak. Apabila de menimis dijadikan nol, akan ada balasan atau retaliation yang terjadi saat barang UMKM Indonesia masuk ke negara tujuan ekspor. Jangan sampai seperti itu. Kami tidak ingin aturan yang nanti direvisi akan menyerang balik UMKM,” terang Bima.

Revisi Permendag seyogyanya bertujuan karena  melindungi UMKM yang sedang go digital karena menggunakan platform, seperti e-commerce, dan merambah pasar ekspor. Akan tetapi, pemerintah juga perlu berhati-hati dalam membatasi produk dengan nilai tertentu.

Sebab, hal tersebut dikhawatirkan menjadi masalah yang menjadikan potensi produk UMKM Indonesia semakin sulit diekspor ke luar negeri, terutama untuk produk dengan harga yang murah.

Apabila revisi peraturan dapat dilakukan dengan pembatasan berdasarkan kategori produk, misalnya produk yang tidak dapat diproduksi dalam negeri atau bersaing dengan produk luar negeri, retaliasi dari negara lain kemungkinan bisa diminimalisasi. 

Dengan respons pasar global yang positif serta ruang gerak dan dukungan yang diberikan oleh pemerintah, UMKM diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan yang tersedia untuk bisa memperluas jangkauan bisnis mereka, seperti Mulya yang memanfaatkan program ekspor lewat e-commerce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com