Karena bermain untuk selama mungkin, maka akibatnya semakin teruji kemampuan bertahan dari dinamika zaman.
Untuk konteks bisnis, semakin besar value bisnis dan memberi keuntungan berkelanjutan.
Sinek memformulasikan permainan tanpa batas untuk kepemimpinan. Pemimpin tanpa batas adalah pemimpin yang menciptakan ritme permainan sendiri.
Tidak didikte oleh permainan orang lain. Bahkan dalam beberapa kondisi, sang pemimpin berhasil mengubah total ritme permainan dan mendisrupsi industri.
Pemimpin melakukan terobosan-terobosan baru yang sukses menciptakan sistem, produk atau jasa baru.
Untuk menjadi pemimpin tanpa batas, Sinek merumuskan lima pilar utama, yaitu (1) Ciptakan visi besar, (2) Membangun tim berbasis nilai, (3) Kelenturan, (4) Keberanian untuk memimpin, (5) Pesaing adalah diri sendiri.
Melihat sepak terjang dokter Boen dalam berkiprah, maka layak apabila dia disebut pemimpin tanpa batas.
Kalbe Farma, selaras dengan namanya adalah perusahaan yang fokus pada produk-produk farmasi. Didirikan oleh dokter Boen bersama enam saudaranya pada 1966.
Kondisi Indonesia pada 1966 sedang terjerembab, baik dari sisi politik, ekonomi, keamanan maupun sosial. Dalam kondisi tidak baik tersebut Kalbe Farma berdiri dengan mengusung visi menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional.
Pada waktu itu industri kesehatan (farmasi, obat-obatan dan produk turunannya), bisa dikatakan mayoritas mutlak dikuasai perusahaan asing.
Untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah industri kesehatan, tentu perlu perusahaan berkelas global dengan pengelolaan profesional dan didukung riset yang mumpuni.
Kalbe Farma yang mula pertama berdiri di sebuah garasi di Tanjung Priok Jakarta agar mampu mewujudkan visi besarnya, perlu didukung oleh tim yang solid yang digerakkan oleh nilai-nilai.
Dalam perkembangannya, nilai-nilai Kalbe dirumuskan dengan nama Panca Sradha Kalbe, yaitu saling percaya, kesadaran (mindfulness), inovasi, menuju yang terbaik dan keberagaman-harmoni.
Hari ini, Kalbe Farma adalah perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara. Hal demikian tercipta karena dokter Boen menjalankan dua pilar kepemimpinan tanpa batas; visi besar dan membangun tim berbasis nilai.
Pilar ketiga berbicara tentang kelenturan. Dalam kalimat yang lebih lengkap, Sinek menyebutnya fleksibilitas eksistensial (existential flexibility), yaitu kapasitas untuk membuat perubahan strategis menuju ke arah yang sama sekali baru untuk mewujudkan visi besar organisasi. Kelenturan memang berkarib dengan perubahan.