Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pandemi, Masihkah "Work From Home" Diminati?

Kompas.com - 11/04/2023, 14:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (Bureau of Labor Statistics) melaporkan hanya ada 27,5 persen bisnis sektor swasta yang memperbolehkan karyawan bekerja dari rumah (work form home) atau WFH.

Dengan kata lain, sebanyak 72,5 persen sektor swasta tidak memiliki karyawan yang bekerja dari jarak jauh.

Persentasi itu menurut pada peneliti dan pengamat dinilai sangat tinggi.

Dilansir dari CNN, bisnis sektor swasta mempekerjakan mayoritas pekerja di Amerika Serikat.

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Bekerja dari Rumah

Sementara, Pew Research Center melaporkan 61 persen pekerja tidak memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan dari jarah jauh.

Lembaga riset ini juga menemukan, sebanyak 41 persen pekerja yang tadinya bekerja dari rumah, mulai beralih ke jadwal hybrid.

Di antara pekerja hibrida yang bukan wiraswasta, 63 persen mengatakan bos mereka mengharuskan mereka untuk datang ke tempat kerja secara teratur.

Sedangkan, 59 persen mengatakan mereka biasanya bekerja dari rumah tiga hari atau lebih dalam seminggu.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Bloomberg Heran Saat Ini Anak Muda Tak Suka ke Kantor

Survei dan studi lain mengatakan pada periode pasca-pandemi ini, pemberi kerja menyarankan telework bagi mereka yang pekerjaannya dapat dilakukan dari jarak jauh.

Sementara itu CEO platform kerja jarak jauh FlexJobs Sara Sutton mengatakan, jadwal hybrid akan tetap menjadi fitur pekerjaan permanen di Amerika Serikat karena berbagai alasan.

"Perusahaa masih mencari tahu. Hybrid akan jadi solusi yang settle," ujar dia dikutip dari CNN, Selasa (11/4/2023).

Baca juga: WFA Jadi Opsi Usai Pandemi, Gimana Cara Jaga Karyawan Tetap Produktif?

Ekonom Stanford Nicholas Bloom sendiri memprediksi, pemberi kerja akan mengizinkan karyawan bekerja dari rumah sebanyak 25 persen per minggu.

Pekerjaan yang sepenuhnya jarak jauh, sementara itu, akan tetap ada tetapi mungkin menjadi kurang umum dibandingkan sebelumnya.

Sebagai informasi, Pew Research Center melaporkan 35 persen orang yang dapat bekerja dari jarak jauh dan melakukannya secara penuh waktu, turun dari 55 persen pada Oktober 2020.

Meskipun demikian, angka tersebut masih jauh di atas 7 persen orang yang bekerja dari jarak jauh saat sebelum pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com