Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abraham Wahyu Nugroho
Pegawai Negeri Sipil

Pemerhati Kebijakan Publik

Menyongsong KTT Asean 2023: Asean (Still) Matters?

Kompas.com - 13/04/2023, 10:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JUDUL di atas memantik rasa penasaran kita, apakah Asean masih memegang peran strategisnya? Atau hanya perkumpulan reguler antarnegara tanpa ada tujuan konkret?

Ini menjadi pertanyaan yang beralasan jika melihat riset Asean Studies Centre - ISEAS yang menyurvei responden dari 10 negara Asean. Hasilnya cukup mengejutkan.

Responden menganggap Asean saat ini lambat, tidak efektif, serta jauh dari kancah komunitas global. Responden menganggap Asean tidak lagi sanggup menghadapi perkembangan ekonomi dan dinamika politik di kawasan.

Temuan tersebut menjadi peringatan dan tugas bersama, terlebih saat ini Indonesia mendapat mandat memegang Keketuaan Asean 2023.

Mengusung tema Asean Matters: Epicentrum of Growth, memberi pesan di mana anggota Asean dituntut untuk lebih menyoroti perannya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan global.

Keketuaan Indonesia dalam Asean 2023 akan berfokus pada tiga elemen penting, yaitu penguatan terhadap kapasitas dan efektivitas Asean, persatuan Asean, serta sentralitas Asean.

Terdapat beberapa jalur pembahasan yang diangkat gelaran tersebut. Kali ini penulis khusus membahas jalur keuangan.

Ekonomi kawasan Asean tumbuh lebih tinggi dibanding kawasan lainnya, terlebih saat kondisi global mengalami stagflasi.

Proyeksi AMRO, pada 2023 pertumbuhan ekonomi Asean akan berkembang, namun bersifat moderat sekitar 5,1 – 5,2 persen. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan.

Menjawab tantangan tersebut, jalur keuangan akan mengusung tiga pilar strategi. Pertama, recovery rebuilding melalui pemulihan dan stabilitas ekonomi keuangan di kawasan Asean.

Kedua, digital economy melalui konektivitas pembayaran serta mempromosikan literasi dan inklusi keuangan digital.

Ketiga, sustainability dengan mempromosikan keuangan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan serta ekonomi hijau.

Jalur keuangan melibatkan banyak pertemuan delegasi Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, otoritas terkait, industri maupun prominent stakeholders lainnya di kawasan Asean.

Dalam pembahasannya, dari sisi fiskal, ketiga pilar strategi di atas akan dikonkretkan melalui perumusan sumber pertumbuhan baru antarkawasan Asean serta upaya investasi infrastruktur.

Infrastruktur mendapat perhatian khusus di mana Asean dan ADB telah membentuk skema pembiayaan melalui blended finance dalam wadah Asean Infrastructure Fund.

Inisiasi berupa Asean Taxonomy for Sustainable Finance untuk pendanaan yang lebih murah, namun sustained juga telah dimatangkan.

Dalam hal perdagangan, telah dirumuskan mekanisme perpajakan dan kepabeanan antarkawasan Asean agar lebih kondusif serta dapat memudahkan mobilisasi barang dan orang.

Kesiapsiagaan paska-Covid-19 juga telah dirumuskan melalui skema Covid-19 Responde Fund serta inisiasi Pandemic Fund skala Asean guna mengantisipasi apabila terdapat pandemi serupa kedepannya.

Sementara itu, dari sisi moneter, pengalaman Bank Sentral kawasan Asean dalam menangani pandemi terbukti telah mampu mengurangi dampak penurunan perekonomian.

Bank Sentral kawasan Asean terus mempertajam pengelolaan kebijakan makronya disertai optimalisasi penggunaan instrumen policy mix moneter dan fiskal untuk pengendalian inflasi yang rendah dan stabil.

Pengendalian nilai tukar melalui kerjasama Bank Sentral kawasan Asean turut ditingkatkan melalui penguatan skema Local Currency Transaction (LCT).

Penguatan tidak hanya dari sisi perluasan transaksi perdagangan, namun juga untuk keperluan investasi, transaksi di pasar uang, serta perluasan negara yang akan terlibat.

LCT memiliki dampak positif bagi kawasan Asean karena sistem perekonomian negara menjadi efisien, mengurangi kerentanan, serta tidak tergantung pada major curriences (misal dollar AS).

Dari sisi sistem pembayaran, kawasan Asean didorong untuk memperluas skema Regional Payment Connectivity guna mendukung pembayaran lintas batas (cross border) yang cepat, murah, transparan, dan inklusif (misalnya melalui QR, Fast Payment, Standarisasi API, dan Interlinked RTGS).

Dukungan keuangan inklusif pun turut menjadi perhatian Bank Sentral di kawasan Asean dengan lebih memperhatikan kelompok yang termarjinal di antaranya UMKM, perempuan, dan kelompok muda.

Diakui, integrasi ekonomi regional kawasan Asean adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan karena ekonomi, lingkungan domestik, serta eksternal kawasan Asean yang terus berkembang.

Best practices kebijakan ekonomi, baik fiskal - moneter, yang telah dan akan berjalan menjadi prasyarat menuju Asean Economic Community (AEC) pada 2025 nanti.

AEC merupakan perwujudan di mana Asean dicirikan sebagai komunitas negara berbasis produksi sekaligus pasar, sangat kompetitif, pembangunan ekonominya yang merata, serta terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Penutup, dengan spirit kebersamaan antarnegara yang masih sama seperti saat didirikan oleh para tokoh-tokoh bangsa kawasan Asean sejak 56 tahun lalu, saat ini Asean lebih dituntut untuk mempertajam perannya dalam peningkatan kesejahteraan seluruh anggotanya, atau dengan kata lain no one left behind.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com