Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rahayu Widayanti
Direktur Riset

Berpengalaman dalam riset dan konsultasi pasar selama lebih dari 20 tahun

Layanan E-commerce Mendominasi Pasar Ekonomi Digital Indonesia

Kompas.com - 04/05/2023, 12:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beda halnya dengan e-commerce, layanan ini biasanya memberikan potongan harga setiap hari atau dalam jumlah transaksi tertentu. Selain itu, penyedia layanan mengadakan loyalty program, konsumen akan mendapatkan poin sebagai insentif dari menggunakan layanan tersebut.

Baca juga: Pengunjung E-commerce Menyusut, gara-gara Konsumen Tahan Belanja atau Efek Inflasi?

Pada masa peak season, seperti lebaran, natal, dan tahun baru, penyedia layanan semakin gencar melakukan promosi mulai dari penawaran diskon khusus dan promosi terbatas. Tidak hanya itu, beberapa penyedia layanan juga melakukan co-branding, seperti Grabfood dengan Kementerian Pariwisata pada masa pandemi guna membantu pemulihan ekonomi UMKM.

Layanan Media Online

Media online berada di posisi ketiga layanan digital dengan nilai sebesar Rp 103 triliun atau menyumbang 8 persen dari total nilai ekonomi digital tahun 2022. Nilai ini meningkat 2 kali lipat dibanding tahun 2020.

Hal itu tidak mengherankan karena selama pandemi, pergerakan orang dibatasi dan orang lebih banyak tinggal di rumah. Layanan hiburan, seperti video on-demand, music on-demand, dan game kebanjiran pelanggan/pengguna baru. Rata-rata frekuensi penggunaan dalam seminggu untuk ketiga jenis media tersebut di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata penggunaan di Asia Tenggara.

Layanan ketiga media ini memang mudah diakses menggunakan gawai, baik smartphone maupun laptop dengan pilihan paket beragam dan harga yang relatif murah. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan adalah kerja sama antara penyedia layanan media online dengan penyedia jaringan internet, seperti Disney+ Hotstar dengan Telkomsel, HBO Go dengan Telkomsel, Vidio dengan beberapa operator seluler, dan masih banyak lainnya.

Kerja sama ini memudahkan pelanggan untuk berlangganan sehingga penyedia layanan meraih banyak pelanggan baru dengan memberikan harga yang cukup terjangkau dan promo bundling dengan paket internet.

Layanan Perjalanan Online (Online Travel Agent)

Layanan terakhir adalah perjalanan online yang ditaksir mencapai nilai Rp 46 triliun atau sebesar 4 persen dari total ekonomi digital. Tren dari layanan ini sempat mengalami penurunan tajam karena pandemi Covid-19, saat adanya batasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar kota, baik dalam rangka business trip atau liburan.

Saat pandemi, layanan ini terkontraksi 45 persen yang mengakibatkan ketertinggalan dibandingkan e-commerce dan layanan media online lain. Kini, saat pandemi sudah surut, pariwisata mendorong kembali peningkatan layanan bisnis ini.

Tahun 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 5,47 juta kunjungan atau meningkat 251 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan domestik sebanyak 52,6 juta atau meningkat 75 persen dari tahun sebelumnya.

Namun layanan ini masih belum mampu menyentuh angka sebelum pandemi. Hingga tahun lalu, nilai dari sektor ini baru mencapai 40 persen angka sebelum pandemi. Pembatasan sosial menyebabkan Online Travel Agent mengalami pengurangan pengguna yang sangat drastis, bahkan peningkatan wisatawan yang sangat tinggi di tahun 2022 belum mampu mengembalikan ke keadaan sebelum pandemi.

Baca juga: 3 Langkah Sukses Jualan di E-Commerce

Diperkirakan sektor ini akan melampaui performa sebelum pandemi pada tahun 2025 selaras dengan pertumbuhan permintaan dari aktivitas pariwisata di Indonesia.

Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital

Dalam perkembangannya, ekonomi digital didukung oleh berbagai macam faktor.

Pertama, jumlah pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tahun 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196 juta jiwa atau sekitar 70 persen populasi. Hal ini memberikan peluang besar bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Kedua, pandemi mengajarkan orang untuk berbelanja online. Selain jumlah konsumen yang berbelanja bertambah, berdasarkan riset yang dilakukan Central Insight, jenis barang yang dibeli online juga bertambah.

Sebelum pendemi, barang yang dibeli secara offline adalah barang kebutuhan dasar dan makanan sehari-hari; dan barang yang dibeli online merupakan kebutuhan sekunder dan tertier. Selama pandemi, semua jenis barang dibeli secara online, bahkan termasuk makanan segar seperti buah-buahan, sayuran, dan daging.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com