Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Zulhas Berharap Harga Ayam Dibanderol Rp 40.000 Per Kg agar Peternak Tak Rugi

Kompas.com - 04/05/2023, 14:06 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) tak menampik bahwa harga ayam selama Ramadhan 2023 kemarin naik tembus menjadi Rp 40.000 per kilogram.

Walau naik, dia berharap harga tersebut bisa bertahan sebulan agar bisa memberikan keuntungan kepada peternak ayam yang sempat merugi beberapa bulan sebelumnya lantaran harganya jatuh.

"Ayam Rp 40.000 di Makasar, nah itu enggak apa-apa kalau bisa bertahan sebulan Rp 40.000 karena kalau ayam Rp 32.000 itu penggemuk ayam pengusahanya rugi," ungkap Zulhas saat ditemui di kantornya, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: Harga Ayam Tembus Rp 45.000, Bapanas: Jangan Beli di Satu Pedagang

Menurut Zulhas berdasarkan hitung-hitingannya di Kementerian Perdagangan seharusnya harga normalnya ayam bisa bertengger Rp 35.000-Rp 36.000 per kilogram. Sementara harga pembelian ayam di tingkat konsumen sudah ditentukan sebesar Rp 36.750 melalui Perbadan Nomor 5 Tahun 2022.

"Ayam itu harusnya harganya Rp 35.000-Rp 36.000, jadi kalau ada yang jual Rp 40.000 enggak masalah lah kurangi utang-utang kemarin yang tekor karena kemarin rugi. Banyak yang demo itu. Rugi kemurahan. Banyak yang datang kemarin asosiasi penggemuk ayam itu," ungkap Zulhas. 

Baca juga: H+4 Lebaran, Harga Ayam Tembus Rp 45.000 Per Kilogram

Adapun sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara ihwal mahalnya harga ayam setelah Hari Raya Lebaran 2023.

Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menerangkan, salah satu hal yang mempengaruhi harga ayam dinaikan mahal adalah lokasi lapak pedagang.

Dia menjelaskan, jika konsumen membelinya di lapak pedagang yang berada di luar atau di depan pasar, maka harga yang dipatok bisa tinggi. Beda halnya jika konsumen membelinya di dalam, maka harganya bisa lebih murah.

Baca juga: Soal Harga Cabai, Mendag Zulhas: Kalau Enggak Rp 40.000-an Kasihan Petani...

"Ayam itu harganya variatif. Saya mengalami langsung kemarin waktu beli di pasar sederhana saya langsung turun, begitu kami masuk melihat harga enak tuh di dalam tapi begitu saya ke luar harganya tinggi. Jadi itu seninya pasar tradisional. Belum lagi kalau mereka melihat pembelinya itu pakai baju rapi, bisa beda lagi harganya," ujar Ketut kepada Kompas.com saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (27/4/2023).

"Jadi kalau mau beli ayam di pasar itu enggak boleh di satu pedagang. Pilih-pilih yang lain juga mana yang harganya murah. Karena variatif harganya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com