Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait

Pimpinan Boeing Temui Menteri PPN Bahas Industri Kedirgantaraan

Kompas.com - 11/05/2023, 22:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa menerima audiensi dari jajaran pimpinan Boeing. Pertemuan tersebut dia bagikan melalui Instagram resmi @suharsomonoarfa.

Adapun pimpinan tersebut yakni Presiden Boeing Global untuk Asia Tenggara Alexander Feldman, Direktur Pelaksana untuk Indonesia Zaid Alami, dan Kepala Hubungan Pemerintah Boeing untuk Asia Tenggara Landry Subianto.

"Saya mengatakan industri kedirgantaraan yang cerah dan berkelanjutan menjadi isu penting di Indonesia dengan sejumlah pertimbangan ketika saya menerima audiensi sejumlah pimpinan Boeing," kata Suharso di akun Instagramnya, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Layanan Error 4 Hari, BSI Temukan Dugaan Serangan Siber

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Suharso Monoarfa (@suharsomonoarfa)

 

Dia menilai, Indonesia mampu menciptakan produk pesawat anyar asalkan disokong oleh berbagai kerja sama secara global.

"Saya juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan produsen pesawat baru, dengan kumpulan pengetahuan substansial, yang dapat diperkuat lebih lanjut melalui berbagai kolaborasi global," kata Suharso.

Menurut Suharso, untuk memiliki industri dirgantara yang kompetitif akan mendukung penguasaan teknologi tinggi dan inovasi, partisipasi dalam global value chain (rantai nilai global), nilai tambah ekspor, dan pangsa industri yang lebih tinggi dari produk domestik bruto (PDB).

Baca juga: Rincian Tarif Parkir Bandara I Gusti Ngurah Rai


"Industri kedirgantaraan yang dinamis di Indonesia diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-9, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi," kata dia.

Suharso bilang, ada strategi yang harus ditempuh Indonesia untuk meningkatkan sektor industri terhadap PDB sebesar 28,0 persen pada tahun 2045.

Strategi tersebut yang pertama memodernisasi dan meningkatkan produktivitas berbasis sumber daya manufaktur dengan pasokan dan rantai nilai hulu-hilir yang terintegrasi.

Baca juga: Layanannya Sempat Eror, Dirut BSI: Seluruh Data dan Dana Nasabah Aman

Kedua, memajukan penguasaan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produk dan rantai nilai berteknologi tinggi. Ketiga, meningkatkan partisipasi ekspor dan rantai nilai global.

Keempat, meningkatkan lokalisasi rantai pasokan melalui investasi dan kolaborasi. Kelima, menerapkan manufaktur yang cerdas dan berkelanjutan.

Baca juga: Pindah Ke Kemenag, 57 PNS Harus Jalani Uji Kompetensi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Luhut: Potensi Investasi Bursa Karbon Mencapai Rp 146,3 Triliun

Luhut: Potensi Investasi Bursa Karbon Mencapai Rp 146,3 Triliun

Whats New
Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Whats New
Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Whats New
OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

Whats New
Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Whats New
Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Whats New
Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Spend Smart
Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 'Worth It' Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 "Worth It" Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Whats New
Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main Social Commerce dan E-commerce

Whats New
Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Whats New
Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Whats New
Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Spend Smart
DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di 'Social Commerce'

DPR RI Sambut Baik Larangan Transaksi Jual-Beli di "Social Commerce"

Whats New
Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com