Opsi lain, bisa juga ditawarkan kepada perusahaan angkutan lainnya, yang berada di masing-masing provinsi. Kita tahu, di setiap provinsi ada Organda dan ada beberapa perusahaan yang paling berpengaruh.
Maka bisa saja terminal diberikan hak pengelolaannya kepada mereka sehingga terminal menjadi hidup dan fungsional.
Bahwa wujudnya nanti ada konsorsium perusahaan angkutan atau individu perusahaan yang mengajukan pengelolaan dan lolos uji kalayakan, hal tersebut disesuaikan saja dengan kondisi di masing-masing provinsi.
Namun Kemenhub perlu terlebih dahulu membuatkan variabel terminal yang baik. Nantinya, swasta pengelola terminal harus secara bertahap berupaya untuk mencapainya. Setidaknya ada upaya dari pengelola untuk mengejar standar 100 persen tercapai.
Nanti akan ada penilaian berkala dari sisi internal dan pihak Kemenhub (untuk terminal tipe A) tentang posisi capaian pengelola sudah berapa persen dari target ideal yang akan dicapai. Tujuannya adalah untuk penyempurnaan.
Soal siapa nama perusahaan yang terpilih, BUMN atau perusahaan otobus, tentu harus ada kontestasinya. Sehingga akan terlihat siapa yang memiliki kemampuan, komitmen dan visi yang paling relevan untuk diberi kepercayaan untuk kelola terminal.
Di Jepang, bahkan terminal (dan halte besar) tergabung dengan stasiun. Jika tata kelola terminal eksisting sudah ada, saya kira pasti akan ada upaya ekspansi kesana.
Apalagi jika ekspansi tersebut bersamaan dengan tenan-tenan yang memang khusus melayani kebutuhan penumpang terminal.
Melalui pengorganisasian tata kelola terminal yang benar, diharapkan akan ada langkah selanjutnya untuk proses penyempurnaan.
Model ini menjadi mirip dengan PT KAI yang menjadi operator dan juga pengelola stasiun. Atau seperti PT ASDP sebagai pengelola pelabuhan dan kapal penyeberangan (perintis).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya