Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Sektor Parekraf Masih Lesu, Sandiaga Minta Pengusaha Tidak "Wait and See"

Kompas.com - 23/05/2023, 18:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, investasi di sektor pariwisata masih jauh dari target yang dicanangkan pemerintah.

Untuk itu, pihaknya berharap industri untuk lebih giat berinvestasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).

"Hal ini karena kecepatan penciptaan lapangan kerja di sektor parekraf dalam 6 kali lipat dibanding sektor lainnya," kata Sandiaga Uno saat ditemui dalam acara Rakernas I GIPI 2023, Selasa (23/5/2023).

Ia memerinci, salah satu faktor investasi di sektor parekraf masih tergolong lambat karena adanya tahun politik.

Baca juga: Sandiaga Uno Upayakan Konser Coldplay Digelar Dua Hari

Pengusaha di dalam tahun politik biasanya akan menerapkan strategi investasi wait and see.

Namun begitu, Sandiaga menjelaskan, berdasarkan jajak pendapat terakhir, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan tinggi mencapai kurang lebih 80 persen. Menurut dia, itu berarti kebijakan yang pro terhadap investasi akan dilanjutkan.

"Kita justru butuh percepatan pembangunan, jadi bukan tahun wait and see tapi justri tahun investasi," imbuh dia.

Lebih lanjut, Sandiaga memerinci, investasi di sektor parekraf akan digunakan untuk membangun ekosistem pariwisata.

Baca juga: Marak Penipuan Tiket Konser Coldplay, Sandiaga Minta Masyarakat Hati-hati

Hotel, restoran, cafe dan non cafe merupakan tiga pilar utama. Namun begitu, pilar tersebut juga membutuhkan rantai pasok kepada industri lain misalnya kuliner, fesyen, kria, dan sarana transportasi umum yang mumpuni.

"Konektivitas juga penting ke destinasi pariwisata," terang dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Haryadi Sukamdani mengatakan, perlambatan investasi di sektor parekraf juga dipengaruhi oleh penilaian risiko bank.

Pasalnya, industri perbankan masih menilai sektor pariwisata masih berisiko.

"Mungkin ini perlu dilihat lagi, karena kalau bank tidak support ya investasinya lambat," tandas dia.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat, realisasi investasi mulai dari 2020 hingga kuartal I-2022 baru mencapai 5,31 triliun.

Adapun, pemerintah menargetkan mampu menyerap investasi mencapai 6-8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 100 triliun dalam 3 sampai 5 tahun ke depan.

Sementara nilai komitmen yang sedang berjalan sekitar Rp 1,55 triliun. Di sisi lain, nilai proyek eksisting di 5 destinasi super prioritas telah mencapai Rp 172,2 triliun.

Baca juga: Sandiaga Uno: Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Januari-Maret Capai 2,25 juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com