GRESIK, KOMPAS.com - Keberhasilan penanganan dan komersialisasi gipsum yang dilakukan Petrokimia Gresik, mendapat apresiasi dari Asosiasi Pupuk Internasional atau International Fertilizer Association (IFA).
Sebagai bentuk apresiasi, perwakilan dari perusahaan solusi agroindustri anak usaha Pupuk Indonesia tersebut, terpilih sebagai pembicara dalam Forum IFA Annual Conference 2023 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, Rabu (24/5/2023).
Penanganan dan komersialisasi gipsum yang dilakukan Petrokimia Gresik, dinilai berhasil dan selaras dengan prinsip IFA, untuk mengedepankan konsep ABG (Academic, Bussiness, Government) Collaboration dalam menghasilkan ekonomi sirkular.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, menjadi pembicara dalam forum tersebut merupakan bentuk apresiasi IFA terhadap program inovasi yang sedang dijalankan Petrokimia Gresik dalam pengelolaan dan komersialisasi gipsum.
Di mana pihaknya terus melakukan continuous improvement pada gipsum, yang merupakan produk samping dari pabrik asam fosfat.
"Di tengah presentasi, Mr. Volker Andresen yang menjabat sebagai Technical Director Sustainability IFA juga langsung memberikan apresiasi untuk inovasi Petrokimia Gresik. Tentu ini menjadi motivasi bagi kami, untuk menghasilkan inovasi-inovasi berikutnya," tutur Dwi Satriyo, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Petrokimia Gresik Bantu Tingkatkan Produktivitas Padi hingga 25 persen
Continuous improvement gipsum yang sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan, dilakukan Petrokimia Gresik melalui beberapa jenis pemanfaatan gipsum menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Selain itu, juga telah mendapatkan Surat Keputusan Pengecualian Limbah B3 Gipsum dengan Nomor 238/MenLHK/Setjen/PLB3/5/2021 oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021.
"Dengan pengecualian ini, pemanfaatan gipsum di Petrokimia Gresik pun semakin optimal. Petrokimia Gresik mampu menjadikan gipsum yang awalnya merupakan cost center, menjadi profit center," ucap Dwi Satriyo.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Petrokimia Gresik Siapkan Stok Pupuk Bersubsidi 294.466 Ton
Dalam memanfaatkan gipsum, ada tiga strategi yang dijalankan Petrokimia Gresik. Pertama, sebagai bahan baku purifikasi gipsum. Pemanfaatan gipsum menjadi purified gypsum mencapai 1.100.000 ton per tahun, dengan nilai ekonomi sirkular sebesar 80 juta Dollar Amerika Serikat (AS) setiap tahun.
Kedua, gipsum dioptimalkan menjadi bahan baku produk pembenah tanah Petrokimia Gresik, dengan merk dagang PetroCAS. Untuk pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku PetroCAS di Petrokimia Gresik sebesar 300.000 ton per tahun, dengan ekonomi sirkular mencapai 21 juta Dollar AS.
Sementara yang ketiga, gipsum Petrokimia Gresik juga dimanfaatkan untuk memproduksi pupuk ZA, yang banyak digunakan sebagai agroinput pada perkebunan tebu. Penggunaan pupuk ZA, diklaim terbukti mampu meningkatkan rendemen gula pada tanaman tebu.
"Adapun total pemanfaatan gipsum sebagai bahan baku pupuk ZA, sebesar 200.000 ton per tahun dengan ekonomi sirkular mencapai 23 juta Dollar AS," kata Dwi Satriyo.
Baca juga: Petrokimia Gresik Bagikan Sembako, Warga: Senang Banget, apalagi Mau Lebaran...
Lebih lanjut, Dwi Satriyo menambahkan, keberhasilan komersialisasi gipsum yang dilakukan oleh Petrokimia Gresik, merupakan hasil kolaborasi antara Petrokimia Gresik dengan akademisi dan juga pemerintah dalam upaya ekonomi sirkular.
"Sebagai bagian dari Pupuk Indonesia dan BUMN, serta penggerak ekonomi bangsa yang turut andil dalam terciptanya ekonomi sirkular, Petrokimia Gresik berkomitmen untuk terus melakukan upaya penurunan emisi gas rumah kaca, demi mewujudkan upaya Long-term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) dengan pemanfaatan produk samping," ujar Dwi Satriyo.
Annual Conference 2023 merupakan salah satu session IFA Phosphogypsum Working Group 11th Annual Meeting. Dalam kegiatan yang mengangkat tema 'From Waste to Inventory' tersebut, menghadirkan pembicara dengan materi inovasi terbaik dalam pengelolaan produk samping dari berbagai belahan dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya