Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Arus Balik Deindustrialisasi Dini

Kompas.com - 30/05/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, basis manufaktur terkonsentrasi di beberapa sektor dan subsektor industri berteknologi tinggi.

Hal ini menyebabkan hilangnya pekerjaan di industri manufaktur tradisional, seperti tekstil, pakaian jadi, dan furnitur. Ini merupakan indikasi kuat bahwa deindustrialisasi dini kian kompleks.

Dalam hal ini, pemerintah telah banyak berinvestasi untuk menekan defisit infrastruktur sektor industri, termasuk pemberian insentif pajak kepada bisnis yang berinvestasi di sektor manufaktur.

Namun, untuk membalikkan tren deindustrialisasi dini, perlu kebijakan pelengkap jangka panjang untuk mengatasi ketimpangan industri.

Maka, perlu menghidupkan kembali dan meningkatkan keterkaitan perkotaan dan pedesaan (urban-rural linkages) melalui startegi ganda (dual strategies).

Pertama, mendorong industri besar dan sedang untuk meningkatkan partisipasi dalam rantai nilai global (GVC), karena terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi dalam rantai nilai global (GVC) dan rasio output manufakturnya.

Industri yang lebih banyak berpartisipasi dalam GVC cenderung memiliki rasio output manufaktur yang lebih tinggi (Young, 2013).

Maka, kinerja logistik perlu ditingkatkan untuk mengurangi biaya input agar tidak terjadi reshoring masal, di mana investor memilih untuk membawa pulang kembali operasi manufaktur ke daerah atau negara asal untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

Kedua, memulihkan kembali sektor industri yang sudah ada di pedesaan (rural reindustrialization) yang sebelumnya memiliki aktivitas industri yang kuat, serta mengeksplorasi keunikan pedesaan yang belum tersentuh sektor industri.

Ini perlu kehati-hatian untuk menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan di sekitar industri tersebut.

Reindustrialisasi pedesaan yang berkelanjutan membutuhkan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan sumber daya alam.

Penggunaan teknologi bersih dan pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi prioritas. Penting juga untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran lingkungan bagi investor dan masyarakat.

Meski telah banyak upaya dilakukan pemerintah, perlu diakui bahwa kondisi industrialisasi dan reindustrialisasi pedesaan di Indonesia masih belum merata di seluruh wilayah.

Masih ada tantangan seperti akses terbatas terhadap sumber daya, defisit infrastruktur, serta keterbatasan akses pasar dan teknologi.

Pemerintah perlu terus berupaya untuk menciptakan kebijakan dan program yang mendukung pengembangan industri di pedesaan, termasuk melalui pengembangan kawasan industri baru dan program pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com