Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Bandara Tersibuk, Bandara Soekarno-Hatta Beri Dampak ke Ekonomi RI Rp 30 Triliun Setahun

Kompas.com - 17/06/2023, 16:10 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat aktivitas bisnis bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia yakni Bandara Soekarno-Hatta cukup tinggi sehingga memberikan dampak ekonomi yang luas.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, kawasan Bandara Soekarno-Hatta saat ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 50.000 orang, yang bekerja di berbagai instansi seperti AP II, maskapai, ground handling, tenant komersial, kargo, MRO dan lain sebagainya.

"Kawasan Bandara Soekarno-Hatta memberikan dampak ekonomi cukup luas, dengan transaksi dalam aktivitas bisnis di dalam kawasan berkisar Rp 30 triliun dalam 1 tahun dari berbagai stakeholder seperti tenant komersial, maskapai, bengkel pesawat atau MRO, bisnis kargo dan sebagainya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (16/6/2023)

AP II selaku operator 20 bandara termasuk Bandara Soekarno-Hatta terus mendorong pertumbuhan ekosistem kebandarudaraan nasional untuk memberikan dampak ekonomi lebih luas.

Baca juga: Kebijakan Wajib Pakai Masker Dihapus, AP II: Dapat Mengakselerasi Pertumbuhan Trafik

Salah satunya melalui konsep Indonesia Aviaconomics yang saat ini sudah berjalan di Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam konsep Indonesia Aviaconomics, suatu bandara memiliki ekosistem yang memberikan dampak ekonomi secara luas dengan membuka ribuan bahkan puluhan ribu lapangan pekerjaan serta memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi.

Menurutnya, penerapan konsep Indonesia Aviaconomics yang semakin kuat dapat dilakukan melalui pengembangan tiga aspek, yaitu air transport, travel, dan tourism.

Pasalnya, sektor aviasi merupakan satu-satunya moda yang mengkoneksikan dunia dengan cepat, baik dengan konektivitas langsung maupun transit.

Sementara di Indonesia, pengembangan air transport, travel, dan tourism yang terintegrasi dan dalam satu ekosistem dapat memperkuat penerapan konsep Aviaconomics.

"Dengan demikian, Indonesia Aviaconomics ini dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan untuk keseluruhan bandara-bandara di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Jumlah Penumpang di Bandara AP II Catat Rekor Tertinggi Sejak Pandemi

Adapun Ekosistem transportasi udara termasuk di Bandara Soekarno-Hatta harus dikembangkan secara berkelanjutan untuk semakin luas memberikan dampak ekonomi.

“Penggerak dari ekosistem transportasi adalah 4A, yaitu airport, airlines, air navigation dan authorities. Semuanya harus dapat berkoordinasi dengan erat bahkan terintegrasi dan harus tumbuh bersama-sama guna menciptakan ekosistem yang sehat," ungkapnya

Direktur Utama Citilink Dewa Kadek Rai menambahkan, sangat penting bagi para pihak di dalam ekosistem transportasi udara untuk berkolaborasi.

"Kolaborasi antara operator bandara dan maskapai sangat penting. Lebih dari 70 persen bisnis proses maskapai itu ada di bandara. Bandara sangat berperan di bisnis maskapai," tutur Kadek Rai.

Baca juga: Lion Air Grup Buka Lowongan Kerja Pramugari dan Pramugara, Simak Cara Daftarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com